Jakarta, Aktual.com — Tindakan Menteri ESDM Sudirman Said mengungkap kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dinilai sebagai langkah politis.

“Wacana reshuffle jilid dua sekarang ini kan semakin menguat, jadi cukup beralasan gebrakan menteri ESDM ini berkaitan juga dengan rencana reshuffle agar beliau tidak diganti,” Ujar peneliti senior The Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, di Jakarta, Senin (17/11).

Menurutnya selama menjabat Sudirman tidak banyak menorehkan prestasi yang gemilang.

“Kebijakan menteri ESDM dinilai tidak populis karena tidak mampu menyediakan energi yang murah bagi masyarakat bawah. Harga BBM, gas elpiji, gas alam dan tarif dasar listrik terus melonjak. Sehingga, dari sisi kepentingan masyarakat kelas menengah bawah, kebijakan Menteri ESDM Sudirman Said dinilai bertentangan dengan aspirasi mereka,” ujarnya.

Menyangkut terseretnya nama Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus ini harus didalami.

“Tentu dalam hal ini, menurut logika semestinya Setya Novanto sangat menyadari posisinya sebagai pimpinan lembaga legislatif, bukan bagian dari ekskutif. Dia juga bukan berasal dari partai pendukung pemerintahan Jokowi – JK,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh: