Washington, Aktual.com – Gedung Putih mengaku berharap rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dapat terlaksana.
Sementara itu Pyongyang hingga kini belum berkomentar secara terbuka mengenai kemungkinan pertemuan kedua pemimpin tersebut.
Sebelumya pada pekan lalu, seorang delegasi dari Korea Selatan yang mengunjungi Korea Utara mengatakan bahwa Kim berharap bisa bertemu Trump dan presiden Korea Selatan untuk membicarakan masalah denuklirisasi.
Media Korea Utara membenarkan adanya kunjungan dari Seoul, namun tidak melaporkan isi pembicaraan dalam kunjungan itu.
Saat ditanya apakah diamnya Korea Utara berarti kemungkinan pertemuan antara Trump dengan Kim tidak akan terjadi, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menjawab, “Tentu saja kami berharap akan terlaksana. Tawaran sudah disampaikan dan kami menerimanya. Korea Utara telah menjanjikan sejumlah hal dan kami berharap mereka bisa menepatinya. Jika demikian, maka pertemuan akan terlaksana sesuai rencana,” kata Sanders, seperti diberitakan Reuters, Selasa (13/3).
Pihak Korea Selatan mengatakan bahwa Pyongyang masih diam karena berhati-hati dalam menyiapkan pertemuan itu. Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengaku berharap bisa mendengar langsung dari Pyongyang.
“Kami belum menerima jawaban resmi dari rezim Korea Utara terkait pertemuan puncak Korea Utara dengan Amerika Serikat,” kata Baik Tae-hyun, juru bicara kementerian Unifikasi Korea Selatan.
“Saya menduga mereka menghadapi persoalan ini secara hati-hati dan butuh waktu untuk menyiapkan sikap,” kata dia.
Di sisi lain, Tillerson menegaskan bahwa sejumlah hal masih perlu dilakukan untuk menyepakati lokasi dan poin-poin perundingan.
“Ini masih dalam tahap awal. Kami belum mendengar langsung jawaban dari Korea Utara,” kata dia saat mengunjungi Nigeria.
Pada pekan lalu, Trump secara mengejutkan mengaku bersedia bertemu dengan Kim, yang mungkin akan terlaksana pada akhir Mei, atau satu bulan setelah pertemuan puncak dua negara Korea pada April.
Berita mengenai kemungkinan pertemuan itu merupakan pembalikan dramatis atas kekhawatiran terjadinya perang akibat sengketa program persenjataan nuklir dari Korea Utara.
Trump menyampaikan kesediaannya setelah pemimpin Korea Utara dikabarkan berkomitmen terhadap denuklirisasi dan berjanji untuk menahan diri tidak menggelar uji coba nuklir dan rudal.
Sementara itu Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan menggelar pertemuan di desa Panmunjom yang terletak di perbatasan kedua negara. Namun tempat pertemuan dengan Amerika Serikat belum ditentukan.
Duta Besar Korea Selatan untuk PBB Cho Tae-yul menyebut rencana perundingan dengan Korea Utara sebagai “peluang yang hanya terjadi sekali seumur hidup.” Korea Selatan sudah dan akan mengirim sejumlah delegasi ke China, Jepang, dan Rusia untuk mengabarkan berita ini.
Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa perundingan itu merupakan peluang penting.
“Namun pada saat bersamaan, semua pihak harus bersabar dan menunjukkan kebijaksanaan politik,” kata Xi sebagaimana dikutip dari kantor berita China.
Xi berharap perundingan antara dua Korea dan Amerika Serikat bisa berjalan lancar dan menghasilkan kemajuan signifikan terkait proses denuklirisasi dan normalisasi hubungan.
Ketegangan di Semenanjung Korea baru-baru ini mereda setelah Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada bulan lalu.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: