SDN 155688 Muara Sibuntuon, di Tapteng mengalami rusak parah. Foto: Damai Oktafianus Mendrofa

Medan, Aktual.com — Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar berang mendengar masih ditemukannya Gedung Sekolah Dasar Negeri dalam keadaan rusak parah di Kabupaten Tapanuli Tengah.

“Melihat sekolah itu, kok seperti Pemerintah gak ada di sana. Gak sampai pemerintah-nya di sana ini, ragu kita di sana ada pemerintah,” ucap Abyadi dari balik seluler kepada Aktual.com, Rabu (13/4).

Abyadi mempertanyakan pengalokasian anggaran 20 persen sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 pasal 31 ayat 4.

“Kemana mereka? Kemana Dinas Pendidikan? Kemana uang anggaran 20 persen alokasi pendidikan sebagaimana amanah UUD, apakah selama ini Pemda tidak pernah melakukan anggaran renovasi, relokasi?,” pungkas Abyadi.

Abyadi mengaku miris, dirinya mengaku kandang ayam miliknya di kampung saja lebih baik dibandingkan kondisi gedung sekolah itu.

“Lebih bagus kandang ayamku, iya betul, kalau gak percaya bisa melihat kandang ayamku. Kemana mereka selama ini coba,” imbuhnya.

Abyadi menuturkan, lemahnya perhatian pemerintah, menjadi alasan kuat mengapa masyarakat semakin apatis terhadap pemerintah.

“Bahwa ini yang buat kadang-kadang membuat rakyat itu kehilangan pemerintahnya. Apa nunggu ambruk dan jatuh korban baru bertindak. Makanya ini saya prihatin,” tukasnya.

Dirinya pun mengaku, akan meninjau langsung kondisi gedung tersebut. Dengan harapan, dapat menggugah perhatian dan empati pemerintah setempat.

“Itu saya ingin meninjau langsung dan memberi dan mengundang empati dan menggugah pemerintah daerah, untuk serius menanganinya, 71 tahun sudah merdeka, gimana itu?,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, gedung SDN 155688 Muara Sibuntuon, Desa Angoli, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini mengalami kerusakan parah, dan mengancam proses belajar mengajar sebanyak 237 siswa di sekolah itu.

“Ada 237 muridnya, karena gedungnya rusak parah, sebagian minjam ruangan SMP Negeri 4 Sibabangun, ada di rumah dinas guru, dan yang kelas 1a dan kelas 2b dijadikan satu lokal dengan pembatas tirai kain,” ungkap seorang warga Kortina Dolok Saribu kepada wartawan di Tapteng, Selasa (12/4).

Menurut Kortina, meski masih ada ruangan yang saat ini masih digunakan siswa kelas 1, kondisinya pun tak lebih baik. Ruangan berlantai tanah itu, papan dinding serta tiangnya banyak yang terlepas.

“Hendaknya pemerintah melalui dinas pendidikan dapat memprioritaskan anggaran untuk membangun ruang kelas baru dan mobilernya. Kasihan murid sekolah itu belajar menggunakan kursi plastik,” ucap Kortina.

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 155688 Muara Sibuntuon Erson Saragih, membenarkan kerusakan parah pada sekolah yang ia pimpin.

“Memang memprihatinkan, sekolah ini sangat mengharapkan rehab dan tambahan tiga ruang kelas baru lengkap mobilernya untuk menampung ratusan siswa,” kata Erson.

Menurut ia, permohonan pembangunan gedung sekolah sudah ia ajukan. Proposal permohonan telah disampaikan ke Kantor Unit Pelaksana Teks (KUPT) Pendidikan Kecamatan Sibabangun untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah.

“Harapan kami Pemkab dapat memprioritaskan sekolah ini,” harapnya.

Terpisah, kepala KUPT Pendidikan Kecamatan Sibabangun T Tambunan membenarkan pengusulan itu. Menurut ia, pada APBD tahun 2016, sekolah itu akan disentuh pembangunan.

“Mudah-mudahan tahun anggaran 2016 ini, pembangunan tiga ruang kelas baru akan terlaksana,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan