Padang, Aktual.com – Perekonomian di Sumatera Barat akan sulit tumbuh di triwulan III-2015. Pendapat itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatera Barat Asnawi Bahar.

Alasan dia, pertumbuhan akan sulit di tengah gejolak ekonomi dan lemahnya daya beli masyarakat. “Saat ini, kan daya beli masyarakat sangat lemah. Jadi, sulit bagi kinerja ekonomi daerah,” kata dia, di Padang, Sabtu (10/10).

Selama ini, lanjut dia, penopang utama dari pertumbuhan ekonomi daerah berasal dari konsumsi rumah tangga. Kontribusinya mencapai 50 persen lebih tiap tahunnya. Sedangkan belanja modal barang dan jasa pemerintah, tidak terlalu signifikan dalam mengangkat perekonomian.

Di sisi lain, kata dia, perkembangan investasi daerah hingga kini juga belum menunjukkan daya ungkit yang cukup kuat dalam menunjang pertumbuhan. “Apalagi saat ini tekanan akibat pelemahan ekonomi dunia mulai berdampak di daerah kita,” ujarnya.

Dia pun mengingatkan, pemerintah perlu segera mengimplementasikan berbagai paket kebijakan yang dibuat, sehingga dunia usaha kembali bergairah. Pemerintah daerah juga harus mengawal komoditi ekspor yang berasal dari Sumbar guna mengantisipasi anjloknya harga di pasar luar negeri.

“Pemerintah daerah hendaknya juga mempercepat realisasi pencairan anggaran, sehingga peredaran uang menjadi lebih banyak,” ujarnya.

Namun yang tak kalah penting, katanya, pemerintah harus mengurangi target penerimaan pajak. Dengan demikian, secara otomatis pajak yang dikeluarkan pelaku usaha pun menjadi semakin kecil.

Sementara, Kantor Perwakilan Bank Indonsia (KPw BI) Wilayah Sumbar memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun ini sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

“Kami memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumbar pada tiga bulan ketiga tahun ini pada kisaran 5,5-5,7 persen, lebih tinggi dari triwulan II yang hanya 5,3 persen,” ungkap Kepala KPw BI Sumbar Puji Atmoko.

Disampaikannya, pertumbuhan ditopang konsumsi rumah tangga saat Idul Fitri dan tren belanja pemerintah yang cenderung lebih besar di akhir tahun. “Kemudian juga investasi,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: