Kota Mojokerto, Aktual.com – Pemerintah Kota Mojokerto menggelar Festival Mojotirto di pinggiran Sungai Ngotok yang membelah Kota Mojokerto. Gelaran yang diselenggerakan Selasa (22/3) pagi itu bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia merupakan agenda rutin tahunan yang digelar Pemerintah Kota Mojokerto untuk uri-uri (pelestarian) budaya Kerajaan Majapahit yang sempat bertengger di Mojokerto.
Lokasi utama kegiatan ini juga bernuansa Kerajaan Majapahit, dengan simbol gapura khas kerajaan di gerbang utama. Tak jauh, sekitar lima meter terpampang panggung minimalis dengan tinggi kurang dari 50 centimeter dibalut dengan hiasan bambu petung. Tak lupa di atas panggung nampak ornamen matahari yang menjadi simbol kerajaan Majahapit.
Tidak hanya nuansa panggung, para pengisi kegiatan juga khas Majahapit, seperti pakaian pasukan kerajaan lengkap dengan tameng dan juga tombak bagi lak-laki. Sedangkan perempuan juga mengenakan pakaian permaisuri kerajaan.
Festival tahunan itu, mulanya dilatarbelakangi tentang Kota Mojokerto yang dilalui oleh tujuh aliran sungai di antaranya Sungai Ngotok, Sungai Brangkal, Sungai Ngrayung, Sungai Watudakon dan juga Sungai Cemporat.
Melalui tujuh aliran sungai tersebut, masyarakat Kota Mojokerto selama ini tidak pernah mengalami kekurangan air, bahkan sampai kekeringan. Karena itulah masyarakat Kota Mojokerto bersama dengan seluruh jajaran pemangku kepentingan mengimplementasikan rasa syukur dan menjadikannya sebagai momen mengangkat tradisi masyarakat melalui Mojotirto Festival.
Ada juga yang menyiratkan, kalau ucapan rasa syukur itu karena Kerajaan Majapahit, merupakan kerajaan agraris. tentunya sebagai kerajaan agraris tidak bisa lepas dari sumber mata air yang harus dijaga dari dulu hingga sekarang.
Namun yang jelas, ada salah satu ritual yang wajib dilakukan selama pelaksanaan festival Mojotirto tersebut yaitu, penuangan air yang diambil dari tujuh sumber mata air dan juga menabur tujuh jenis ikan ke dalam sungai.
Ini merupakan simbol pengharapan sekaligus penghormatan atau upaya pelestarian ekosistem air sebagai sumber kehidupan di wilayah Kota Mojokerto dan sekitarnya. Namun, jika dilihat dari aspek filosofi, air bagi manusia adalah sumber kehidupan, sehingga manusia tidak bisa dipisahkan dari air.
Festival Mojotirto 2022 diawali dengan permainan anak-anak seperti dakon, bekel, dan juga loncat tali. Kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya dari warga yang mengenakan pakaian masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
Disusul kemudian prosesi umbul donga tirto suci yaitu sebuah atraksi seni budaya sebagai penggambaran upaya penghormatan dan pelestarian kebudayaan yang dikemas dalam tampilan penari yang membawa bokor berisi air tujuh sumber. Selanjutnya, air tujuh sumber tersebut dilarung ke dalam sungai yang membelah Kota Mojokerto.
Menurut Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, kegiatan itu mempunyai visi untuk uri-uri budaya. Hal ini dengan ditampilkan permainan tradisional seperti semprengan, permainan tali, sonda, dakon dan bekelan, penampilan karawitan, hingga tarian tradisional.
Menurut dia, Festival Mojotirto adalah kegiatan budaya yang masuk kalender tahunan Pemkot Mojokerto. “Seluruh pelaku seni budaya pendidikan, masyarakat dan pemerintah,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Nurman Abdul Rahman