Denpasar, Aktual.com — Seorang warga kesurupan ketika bersembahyang di Pura Pesinggahan Batu Bolong yang terletak tepat di depan rumah ANG, bocah berparas ayu yang ditemukan tewas terkubur dibelakang rumah orang tua angkatnya, Margriet.
Persembahyangan yang digelar sore hari ini dimaksudkan untuk menyucikan alam, pasca terbunuhnya ANG, bocah berusia delapan tahun yang ditemukan tewas oleh bekas pembantunya.
Tiba-tiba saja, perempuan berpakaian putih yang tengah khidmat memanjatkan doa berteriak histeris. Dia menangis sejadi-jadinya. Karena histeris, akhirnya dibopong oleh warga lainnya untuk dinetralisir. Setelah dipercikkan tirta (air suci) dia kemudian kembali sadar.
Sore ini, warga di sekitar rumah ANG di kawasan Desa Adat Gumi Kebon Kuri Kesiman menggelar upacara Mecaru Panca Sata. Kelian Banjar Kebon Kori Kelod, Putu Indrawan menjelaskan, upacara ini bertujuan melakukan pembersihan alam. Pada ritual yang digelar sore hari itu warga mempersembahkan lima ekor ayam, berumbun, burik, putih, hitam, merah.
“Ini upacara untuk menetralisir hal negatif. Upacara ini wajib selambatnya 12 hari setelah ada pembunuhan. Nanti ada upacara lanjutan, yakni Mecaru Panca Kelud. Itu butuh biaya besar di atas Rp100 juta,” kata Indrawan di lokasi, Selasa (16/6).
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu