Jakarta, Aktual.com – Institut For Development of Economics and Finance (Indef) menilai pergerakan kenaikan harga komoditas minerba belakangan ini akan memberi dampak positif bagi Indonesia untuk jangka waktu pendek.
Peneliti Indef, Abra P.G. Talattov menekankan kebijakan pemerintah hendaknya tidak jor-joran dan euforia hingga membuka keran ekspor untuk mendapat penerimaan dan memperbesar cadangan devisa bagi negara.
Menurut Abra, yang harus dilakukan oleh pemerintah pada momentum peningkatan harga komoditas tambang yaitu memanfaatkannya untuk mendorong hilirisasi seperti perintah UU Minerba No 04 tahun 2009, hal ini guna menciptakan multiplier efek.
“Dengan tren kecendrungan harga komoditas meningkat, dalam jangka pendek akan meningkatkan devisa. Tapi kalau kita bergantung pada penjualan komoditas, maka kita tidak akan pernah naik kelas. Jadi paradigma yang mesti dibangun yaitu mendorong industrialisasi,” tuturnya kepada Aktual.com, Senin (19/12).
Dia menyimpulkan bahwa kendatipun kenaikan komoditas tambang meningkat penerimaan negara, namun tidak terlalu memberi pengaruh signifikan bagi struktur fiskal negara, kecuali jika pemerintah berhasil mendorong pembangunan alat pemurnian dan Industri hilir lainnya agar diolah menjadi produk jadi.
“kenaikan komoditas ini tidak terlalu membantu, kecuali hilirisasi sudah terjadi. Makanya kita minta pemerintah tidak salah dalam hal menyikapinya,” tandas Abra.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka