Suriah, Aktual.com – Kelompok pertama warga Suriah mulai meninggalkan Daraya, kota kecil yang terkepung, Jumat (26/8). Jumlah pengungsi adalah 4.000 warga sipil dan 700 gerilyawan.
Mereka bisa keluar dari Daraya setelah adanya kesepakatan baru yang memungkinkan pengungsian warga sipil dan gerilyawan.
Kendaraan militer menunggu untuk mengawal beberapa bus yang membawa warga ke luar kota. Ambulans serta rombongan dari Bulan Sabit Merah Suriah menunggu di daerah yang dikuasai pemerintah untuk mengangkut mereka.
Persiapan dimulai pada Jumat pagi untuk pengungsian tersebut. Menurut sumber, proses pengungsian diperkirakan berlangsung empat hari.
Kantor Utusan Khusus PBB buat Suriah, Jumat, juga memperingatkan pengungsian yang direncanakan buat petempur dan warga sipil mulai Jumat dari Daraya harus dilakukan dengan sepenuhnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
“PBB tidak diajak konsultasi atau terlibat dalam perundingan kesepakatan ini,” kata Kantor Utusan PBB di dalam satu pernyataan tertulis.
“Penting bahwa warga Daraya dilindungi dalam setiap pengungsian yang berlangsung, dan ini dilakukan secara sukarela,” tambahnya.
Kantor itu memperingatkan situasi di Daraya, yang telah dikepung sejak 2012, “sangat menyedihkan”.
Pernyataan tersebut dikeluarkan saat Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dijadwalkan mengadakan pembicaraan di Jenewa guna membahas sejumlah masalah, termasuk masalah Suriah dan Ukraina.
Pertemuan langsung terakhir antara kedua pejabat itu diperkirakan memberi dorongan baru bagi pembicaraan antara orang-Suriah dalam upaya menengahi penyelesaian politik bagi konflik lima-tahun tersebut.
Kantor Utusan PBB itu mendesak anggota Kelompok Internasional Pendukung Suriah, terutama ketua bersamanya –Amerika Serikat dan Rusia– agar menjamin bahwa kesepakatan tersebut menghormati standard perlindungan dan hukum kemanusiaan internasional.
Pengungsian itu adalah bagian dari kesepakatan yang dicapai pada Kamis antara gerilyawan bersenjata dan militer pemerintah, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Kesepakatan tersebut memungkinkan lebih dari 4.000 warga sipil diungsikan ke tempat permukiman pengungsi di daerah yang dikuasai pemerintah.
Sebanyak 700 gerilyawan akan menyerahkan senjata sedang dan berat mereka, dan bergerak ke Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah dan kubu kelompok Jaish Al-fatah, atau Tentara Penakluk, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.
Gerilyawan yang tak ingin mengungsi dapat tetap berada di dalam kota kecil itu, setelah menyelesaikan catatan kejahatan mereka dengan pemerintah, kata kelompok pemantau Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia. Warga sipil yang ingin tetap tinggal akan diberi bantuan medis, kata Observatorium.
Suasana tenang di kota kecil tersebut setelah kesepakatan dicapai, kata sumber yang mengetahui keadaan. Daraya telah berada di luar kekuasaan pemerintah sejak 2012, tapi belakangan dikepung oleh pasukan Pemerintah Suriah. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara