Azwar Anas mengemukakan, dikumandangkannya shalawat di pembukaan etape kedua itu, sebagai bentuk kepedulian untuk mengangkat tradisi lokal di Banyuwangi.

Selain itu, kata Anas, shalawat merupakan media untuk persatuan dan kesatuan bangsa.

“Menurut Mbah Hasyim (KH Hasyim Asyari, pendiri NU), olahraga, budaya dan dan agama menjadi satu nafas rakyat Indonesia. Makanya kita praktekkan sekarang ini dan berhasil,” ujarnya dalam pernyataan tertulis Pemkab Banyuwangi.

“Bahkan tadi salah satu Commissaire (Tsunenori Kikuchi) ikut main hadrah. Itu satu kebanggaan bagi kita bahwa dia tertarik dengan shalawat ini,” katanya.

Dalam ajang ITdBI 2018, berbagai adat, seni dan budaya Banyuwangi disuguhkan mulai dari start hingga finish.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid