Jakarta, Aktual.com – Gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Ambon, Kairatu, Haruku, dan Masohi, Provinsi Maluku diduga berkaitan dengan susunan tektonik kompleks di daerah tersebut, ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
“Kawasan ini memang memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Ada beberapa unsur tektonik di wilayah ini, yaitu Sesar Sorong, Sesar Buru, Sesar Tarera Aiduna, dan Seram Through,” ungkap dia dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu (29/9).
Kemungkinan besar, ujarnya, pembangkit gempa di Ambon, Kairatu, Haruku, dan Masohi berkaitan dengan aktifnya salah satu struktur sesar di wilayah tersebut.
Daryono merujuk kepada karya tulis ilmiah “Tectonic evolution of North Seram Basin, Indonesia, and its control over hydrocarbon accumulation conditions” karya Zhugang dkk (2016) sebagai petunjuk sumber pembangkit gempa di Maluku tersebut.
Dia menjelaskan dalam karya tulis tersebut disebut “Kawa Strike-Slip Fault Belt” atau Jalur Sesar Mendatar Kawa yang diduga memiliki kaitan dengan gempa yang terjadi pada 26 September itu, karena episenter gempa utama terletak tepat di jalur sesar itu.
Mekanisme sesar itu, ujarnya, sesar geser mengiri atau “sinistral strike-slip” yang terbentuk karena adanya perubahaan dari gaya tekan ke gaya geser (strike-slip) akibat pergerakan dari sistem “Tarera Aiduna Strike-Slip Fault Belt” atau Jalur Sesar Tarera-Aiduna di sebelah timur yang menerus ke Papua.
“Mekanisme sesar ini ternyata sesuai dengan mekanisme sumber gempa utama hasil analisis BMKG yang juga berupa sesar geser mengiri (sinistral strike-slip),” tegas Daryono.
Gempa mengguncang Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9) dan menelan 30 korban jiwa serta menyebabkan ratusan lainnya luka-luka, menurut data terakhir yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hingga Minggu, pukul 10.00 WIB, BMKG mencatat terjadi 613 kali aktivitas gempa susulan dengan 72 di antaranya dirasakan masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan