Petugas mengangkat korban gempa di dalam tenda darurat, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli, Pidie, Aceh, Rabu (7/12). Puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat gempa 6.5 SR yang mengguncang kawasan Pidie Jaya dan sekitarnya. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 SR yang mengguncang NTB, pada pukul 18.46 WIB Minggu (5/8).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, dalam pesannya di Jakarta, Senin dini hari, pukul 02.30 WIB menyebut, selain korban yang banyak, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah rusak.

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman.

Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.

Berdasarkan laporan dari BPBD  NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang.

Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempabumi.

Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Masyarakat panik dan berhamburan di jalan-jalan dan bangunan dan rumah yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa sebelumnya menjadi lebih rusak dan roboh.

Apalagi ada peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panik dan trauma sehingga muncul pengungsian di banyak tempat.

? Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak.

Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga 5/8/2018 pukul 22.00 WIB terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran.

Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan.

Kepala BNPB, Willem Rampangilei, bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma.

Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan, sedangkan dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan.

BNPB terus mendampingi Pemda, baik Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak. BNPB bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat.

TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi.

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada Senin, karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta