Tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi puing-puing dan mencari korban yang tertimpa bangunan di Pasar Tringgadeng, Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12). Gempa 6,5 SR yang berpusat di Pidie Jaya, Aceh pada Rabu (7/12), mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas, ratusan orang luka-luka serta ratusan bangunan rusak berat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./pd/16

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan pemerintah menyiapkan sejumlah tenda untuk sekolah darurat bagi anak-anak korban gempa bumi 6,5 SR yang mengguncang sejumlah wilayah Aceh, Rabu (7/12) pagi.

“Kami sudah menyiapkan tenda-tenda untuk kegiatan belajar-mengajar di beberapa lokasi,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Presiden Joko Widodo meminta agar anak-anak yang menjadi korban gempa bumi tersebut tetap ceria dan terus belajar.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk pembangunan sekolah rusak tersebut.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan pihaknya terus melakukan identifikasi sekolah rusak.

Data sementara, puluhan sekolah yang terdiri dari 19 Sekolah Dasar (SD), 11 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu Sekolah Menengah Atas (SMA) mengalami kerusakan.

“Kami saat ini melakukan sinergi dengan pemerintah daerah terkait pembangunan sekolah darurat,” kata Hamid.

Pencarian korban gempa terus dilakukan, hal itu mengingat masih banyaknya reruntuhan di lokasi bencana.

Tim SAR gabungan memfokuskan pada lima titik pencarian pascagempa berkekuatan 6,4 SR di Provinsi Aceh pada Rabu lalu (7/12). Kelima titik tersebut berlokasi di Leung Putu, Mereudu, Uleeglee, Trenggading, dan Darul Ulu. Kelima lokasi ini berada di Kabupaten Pidie Jaya.

Tim SAR gabungan yang dipimpin oleh Basarnas berjumlah 484 personel. Tim Basarnas sendiri berjumlah 140 personel yang berasal dari beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Jambi. Target utama pencarian reruntuhan pasar dan ruko di Mereudu.

Pencarian gedung menggunakan alat-alat berteknologi canggih seperti “life locator”, “life detector”, search cam, dan Pal CSSR. Selain itu, tim Jakarta Rescue menerjunkan dua anjing pelacak untuk membantu upaya pencarian di Mereudu.

Dalam operasi pencarian, tantangan dihadapi personel SAR ketika menemui reruntuhan berjenis pancake, biasanya pada bangunan bertingkat.

Hingga hari ini, Pos Komando Utama yang berlokasi di Pidie Jaya menyebutkan korban jiwa meninggal dunia yang teridentifikasi di Pidie Jaya 88 jiwa, Bireuen 2, dan Pidie 2, sedangkan korban luka berjumlah 589 jiwa, dengan rincian luka berat 127 jiwa dan luka ringan 462.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid