Jakarta, Aktual.com – Kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada kuartal I-2017 memang cukup gencar dalam mengucurkan kredit, cuma sayangnya gencarnya pembiayaan itu ikut mengerek kredit macet perseroan.
Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, secara tahunan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) gross memang naik 80 bps kr level 3,98 persen. Tapi nilainya relatif membaik apabila dibandingkan posisi Desember 2016.
“Kendati NPL gross di angka 3,98 persen, tapi Bank Mandiri tetap berkomitmen dalam mendorong perekonomian nasional melalui penguatan pembiayaan,” ujar Tiko, panggilan akrabnya, di kantornya Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (25/4).
Hingga kuartal I-2016, kata dia, pertumbuhan kredit secara tahunan sebesar 14,2 persen pada triwulan I-2017 dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp656,2 triliun.
Salah satu sektor yang banyak dibiayai adalah sektor produktif. Kredit ke sektor produktif ini tercatat tumbuh 13 persen, menjadi Rp497,8 triliun. Dengan komposisi, kredit investasi tumbuh 15 persen dan kredit modal kerja tumbuh 11,9 persen.
“Kemudian juga, Bank Mandiri telah berkomitmen memberikan pembiayaan di sektor infrastruktur sebesar Rp202,8 triliun Rupiah atau tumbuh 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.
Kredit itu, kata dia, di antaranya untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp19,5 triliun, transportasi sebesar Rp52,2 triliun, tenaga listrik Rp45,5 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp32,4 triliun, kontruksi sebesar Rp22,2 triliun, dan telematika sebesar Rp15,2 triliun.
Sedangkan untuk meningkatkan peranan sektor UMKM, emiten berkode BMRI ini telah memberikan pembiayaan sebesar Rp78,2 triliun atau naik 4,8 persen secara tahunan pada periode Januari-Maret 2017.
Tiko menjelaskan, kinerja pembiayaan tersebut berhasil mendorong peningkatan laba bersih perseroan sebesar 6,9 perseroan secara year on year (yoy) menjadi Rp4,1 triliun hingga akhir Maret 2017 itu.
“Dengan kenaikan laba bersih itu, maka pada periode tersebut, total aset Bank Mandiri mencapai Rp1.034,4 triliun, meningkat 14,1 persen secara year on year,” pungkasnya.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid