Jakarta, Aktual.com – Pasar industri mebel dan kerajinan dunia selama ini dikuasai oleh produk-produk asal China. Dari total pasar mebel dunia yang mencapai USD241 miliar di tahun 2015, paling banyak dikuasai produk asal Tiongkok.
Sebanyak USD98,7 miliar atau sekitar 42 persen merupakan produk-produk mebel dari Negeri Tirai Bambu. Indonesia sendiri hanya menyumbang sekitar 0,8 persen nilai ekspor untuk pasar dunia atau sebanyak USD2 miliar.
“Dalam lima tahun terakhir, nilai pasar ekspor produk mebel Indonesia berada di kisaran USD2 miliar per tahunnya,” ungkap Wakil Ketua Umum Bidang Promosi & Pemasaran Himpunan Industri Mebel & Kerajinan Indonesia (HIMKI), Bernardus Arwin, di Jakarta, ditulis Jumat (14/10).
Untuk itu, kata dia, para pelaku industri mebel dan kerajinan di Indonesia diharapkan terus berinovasi untuk menghasilkan produk-produk berkualitas.
“Dengan peningkatan kualitas itu dapat meningkatkan nilai jual produk mereka. Tak hanya di pasar dalam negeri, tetapi juga untuk pasar ekspor,” tegasnya.
Menurut dia, pasar ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia masih sangat terbuka lebar. Pasalnya, produk-produk asal Indonesia memiliki banyak keunikan budaya yang bisa menjadi inspirasi bagi inovasi-inovasi di bidang mebel dan industr kerajinan ini.
“Saat ini, nilai ekspor kita masih jauh tertinggal dibanding negara lain. Bahkan kita tidak masuk dalam jajaran 10 besar negara pengekspor mebel dunia,” tegasnya.
Di Asia sendiri, ujar Arwin, produk Indonesia masih berada di bawah Malaysia, bahkan negara pemain baru di sektor ini seperti Vietnam.
“Vietnam termasuk pemain baru, dan sepuluh tahun lalu nilai ekspor mereka baru mencapai USD20 juta. Tetapi saat ini, mereka berhasil menempati posisi 7 besar dunia dengan nilai ekspor mencapai USD7,6 miliar,” tandas Arwin.
Oleh karena itu, ia sangat berharap para pelaku industri mebel di Indonesia bisa terus meningkatkan produksi mereka dengan produk-produk berkualitas dengan standar internasional, termasuk dalam hal sertifikasi.
Untuk menggenjot daya saing produk mebel dan kerajinan Indonesia, HIMKI bakal menggelar pameran mebel dan kerajinan B2B (business to business) terbesar di Indonesia dan kawasan regional, Indonesia International Furniture Expo (IFEX) pada 11–14 Maret 2017.
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antar Lembaga HIMKI, Abdul Sobur, dengan semakin banyak agenda seperti IFEX, akan membuat pelaku pasar industri ini semakin optimis dan nisa memenuhi target dari pemerintah.
“Sehingga pada tahun 2019 nanti, industri ini akan mampu mencapai nilai ekspor sebesar US$ 5 miliar,” tandas Sobur.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka