Jakarta, Aktual.com — Dilihat dari kondisi makro dan moneter, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) siang ini sangat mungkin diturunkan.

Hal ini pun diharapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar suku bunga kredit di perbankan nasional bisa menjadi single digit. Bahkan pengucuran kredit juga dapat melonjak mencapai 14 persen secara industri.

“Kami sendiri berharap dapat turun lagi (BI Rate di bulan ini),” tandas Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK, Mulya Siregar dalam diskusi Menuntaskan Reformasi Struktural, di Jakarta, Kamis (17/3).

Seperti diketahui sejak kemarin, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI tengah berlangsung dalam dua hari ini (16-17 Maret 2016), salah satu pembahasannya mengenai penetapan BI Rate yang saat ini di level 7 persen, bisa diturunkan, ditahan, atau dinaikkan.

“Saat ini, keinginan masyarakat dan pemerintah mengharapkan terealisasinya bunga kredit yang rendah. Dengan begitu akan pertumbuhan roda perekonomian dalam negeri yang semakin cepat,” tegas dia.

Pertumbuhan ekonomi dapat terus meningkat, jika laju pengucuran kredit juga tinggi. Sehingga dapat menopang sektor bisnis dan industri di dalam negeri.

“Tahun ini laju kredit akan meningkat menjadi 14 persen lah dibandingkan tahun lalu yang sekitar 9,17 persen. Ini juga akan sesuai dengan rencana bisnis industri perbankan,” tegas Mulya.

Apalagi dengan kondisi pengucuran kredit yang masif akan menggerakan sektor riil. “Di akhir 2015, walaupun hanya tumbuh 9 persen, tapi ada kredit baru yang mencapai Rp500 trikiun. Kami harapkan di 2016 akan lebih besar lagi,” harap dia.

Tapi memang yang terpenting, kata dia, dengan BI Rate yang jika diturunkan maka perbankan juga harusnya bisa menyesuaikan suku bunga kreditnya menjadi lebih rendah.

“(Penurunan BI Rate) buat teman-tema perbankan diharapkan bisa melakukan penyesuaian penurunan suku bunga tersebut,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka