Jakarta, Aktual.com – Kehadiran para emiten baru di tahun ini memang sangat disayangkan. Dari target yang ingin dicapai oleh Bursa Efek Indonesia mencapai 35 emiten baru, tapi nyatanya cuma ada belasan emiten.
Selain masalah perekonomian baik global maupun domestik yang cukup berat menjadi penghambat proses penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di 2016, ternyata masalah proses perizinan proses IPO masih dianggap kurang bersahabat.
Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal mempermudah proses IPO atau penerbitan obligasi melalui skema Sistem Informasi Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (Sprint) di tahun depan.
“Saat ini, OJK sudah mengidentifikasi delapan jenis perizinan yang bisa diintegrasikan melalui Sprint yang merupakan sistem virtual single window. Ini untuk mempercepat proses pengurusan izin dan pendaftaran,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, di Jakarta, Senin (19/12).
Nurhaida meyakini, inovasi dari OJK dalam penerapan sistem yang bisa memangkas waktu perizinan tersebut akan mampu mengoptimalkan pelayanan terhadap investor.
“Layanan yang cepat dan trnsparan ini tentu akan sangat membantu perekonomian kita yang terus berkembang ini. Ini kita lakukan untuk terus menggenjot pasar modal,” tegas dia.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menargetkan pada 2017 atau pun 2018 itu, akan ada beberapa lagi peluncuran Sprint untuk penerbitan obligasi dan proses IPO itu.
Dia mengatakan, sejauh ini, OJK sudah meluncurkan Sprint untuk perizinan bancassurance, penjualan reksa dana melalui bank dan pendaftaran Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik. Sehingga, masih menyisakan Sprint penerbitan obligasi, IPO, merger, akuisisi dan konsolidasi lembaga jasa keuangan.
Dia mengungkapkan, dengan kondisi saat ini dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu melampaui laju perekonomian dunia harus diimbangi dengan kecepatan layanan yang terintegrasi di sektor jasa keuangn.
“Pada 2017, ekonomi dunia diproyeksikan 3,4 persen. Sedangkan, ekonomi kita di 2017 diharapkan bisa tumbuh sekitar 5 persen,” ucapnya.
Guna mengoptimalkan kontibusi bagi pertumbuhan ekonomi domestik, jelas dia, OJK berkomitmen untuk mendukung program pemerintah terkait pemangkasan proses perizinan terkait kegiatan berinvestasi.
“Sprint ini merupakan komitmen OJK mendukung ease doing business (kemudahan berbisnis) kita yang saat ini di peringkat 91 dari sebelumnya peringkat 106,” pungkas Nurhaida.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs

















