“Sayangnya, kebijakan ini memang baru ada lewat Jasa Marga yang menerbitkan Efek Beragun Aset (EBA). Itu sekuritisasi aset juga. Padahal saya semoat kasih tahu ke pemerintah sudah lama,” katanya.
Karena, prospek jalan tol di Indonesia, terutama di Jawa itu sangat feasible. Dan hal itu menjadi daya tarik investor. Apalagi rasio kemampuan untuk balik modal dari proyek jalan tol yang biasanya 12 tahun, untuk di Indonesia terutama di Jawa itu 7 tahun sudah bisa kembali modal.
“Apalagi traffic di utara Jawa itu cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan di Malaysia antara Kuala Lumpur-Johor itu traffic seperlima dari utara Jawa. Toh tetap feasible. Jadi tol di Jawa pasti sangat feasible,” tandas dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid