“Per Desember 2017, kredit perumahan yang disalurkan perseroan juga naik 21,14% yoy dari Rp147,94 triliun menjadi Rp179,22 triliun,” kata dia.

Terkait pencarian dana di tahun ini yang mencapai Rp18 triliun tersebut, Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko merinci, untuk skema sekuritisasi aset mencapai Rp 2 triliun, skema subdebt bisa sebesar Rp2 triliun, pinjaman dari bilateral sebanyak-banyaknya Rp7 triliun, dan penerbitan NCD mencapai Rp9 triliun.

Namun begitu, kata dia, untuk skema pinjaman bilateral dan NCD angka tersebut bisa berkurang. Sehingga pada akhirnya akan didapat ngka maksimal mencapai Rp18 triliun.

“Jadi, Rp 18 triliun itu totalnya, yaitu angka yang ada dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang kita ajukan ke OJK. Tapi teknisnya nanti kita sesuaikan. Bisa pinjaman bilateral kita kurangi jadi Rp5 triliun,” kata dia.

Termasuk juga, imbuhnya, soal pencarian dana dari pinjaman bank itu pihaknya akan memperhatian efisiensi cost-nya. Dan memperhatikan hal-hal yang tidak mengharuskan pihaknya untuk menyimpan Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid