Dia juga menambahkan, angka Rp 18 triliun itu akan sangat tergantung dari fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk KPR. “Kalau perseroan tidak ikut FLPP, maka kebutuhan dananya tidak akan mencapai begitu bayak,” katanya.

Dari sisi kinerja perseroan di 2017, BTN mencetak laba bersih senilai Rp3,02 triliun pada 31 Desember 2017. Perolehan laba bersih tersebut tercatat naik 15,59% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp2,61 triliun pada akhir 2016.

Adapun, capaian laba bersih tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan Bank BTN yang naik 21,01% yoy dari Rp164,44 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp198,99 triliun pada Desember 2017.

Pertumbuhan kredit tersebut tercatat berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Berdasar data BI, menunjukkan per Desember 2017, kredit perbankan nasional hanya tumbuh di level 8,2% yoy.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid