Jakarta, Aktual.com — Mega proyek ambisius ketenagalistrikan sebesar 35 ribu mega watt (MW) yang ditargetkan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) hingga 2019 nanti sepertinya masih belum sepenuhnya akan tercapai.
Makanya, pemerintah pun getol untuk mencari pendanaan kepada pihak swasta. Bahkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus keliling Jepang untuk mencari investor yang mau berinvestasi di sektor kelistrikan ini.
Menurut Kepala BKPM, Franky Sibarani, banyak perusahaan Jepang yang tertarik untuk berinvestasi di proyek ketenagalistrikan seperti PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, PLTA dan PLT Mini Hydro. Hal ini diketahui setelah Kepala BKPM berkunjung ke Tokyo, Jepang pada tanggal 8-10 Juni 2016 lalu.
“Proyek yang paling banyak diminati oleh para investor Jepang yaitu proyek PLTGU Jawa 1 dengan kapasitas 1.600 MW,” tandas Franky dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (12/6).
Saat ini, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTU) Jawa 1 dengan kapasitas mencapai 1600 megawatt itu sedang memasuki tahap lelang. Jika tidak ada hambatan, diharapkan tahun ini dapat diumumkan pemenangnya jika tidak ada hambatan.
“Rencananya, tahun ini hasil lelang PLTGU Jawa 1 yang juga diikuti oleh beberapa investor Jepang sudah dapat diumumkan pemenangnya,” tandas dia.
Franky menambahkan, keseriusan para investor Jepang untuk menanamkan modalnya pada beberapa proyek di sektor ketenagalistrikan dan gas terlihat dari progress para investor pada proyek-proyek tersebut.
Saat ini, mereka ada yang sudah memasuki penjajakan final dengan mitra lokal, sudah memiliki MoU kerjasama dengan mitra lokal, proses tender dan menunggu hasil dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
“Investor Jepang ini sangat berminat di berbagai proyek ketenagalistrikan yang menjadi prioritas pemerintah. Dan mereka terbilang serius untuk berinvestasi di sektor ini. Dari beberapa progres itu, kami terus mengawalnya agar bisa terealisasi investasi ini,” ucap Franky.
Selain PLTGU Jawa 1 yang berkapasitas besar, BKPM juga mengidentifikasi minat dua perusahaan Jepang lainnya masing-masing di bidang pengembangan PLTA mini hydro dan industri daur ulang bahan bakar yang berkapasitas kecil.
“Perusahaan Jepang yang bergerak di bidang PLTA mini hydro berlokasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Direncanakan kapasitasnya sebesar 2×3,5 MW yang saat ini tengah bernegosiasi dengan PLN untuk harga jual per KW-nya,” imbuh Franky.
Dari data BKPM hingga akhir Mei 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai US$ 1,58 miliar terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang. Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hongkong, China, dan Belanda.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan komitmen investasi, Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40% di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29%. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95% mencapai US$ 8,1 miliar.
Tren positif juga terjadi di angka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 yang mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.
Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika-permesinan, serta sektor kimia-farmasi.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby