Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan agar kian optimal menerapkan transaksi non tunai (cashless banking). Untuk itu, guna ikuti arahan otoritas, Standard Chartered Bank (SCB) akan kian fokus menggenjot transaksi tersebut di tahun ini.

Pihaknya pun siap menargetkan pertumbuhan double digit atau 10 persen di tahun ini atau sama dengan tahun sebelumnya.

“Kita lihat di tahun 2017 ini jauh lebih kondusif dan kita ekspansif untuk fokus pada tiga area korporasi, komersial dan retail juga. Kita sih targetkan 10% terus, karena kalau agresif ngapain juga, (yang penting) harus stabil,” tutur Country Head of Transaction Banking SCB, Michael Sugirin, di Jakarta, Kamis (2/3).

Menurutnya, saat ini pihak SCB sudah mengembangkan electronic banking dan mobile wallet. “Selain itu, kami juga sedang membangun dan kembangkan jaringan, sesuai dengan dorongan OJK terkait penerapan cashless,” tuturnya.

Dia meyakini, optimalisasi transaksi melalui cashless banking ini akan mendorong percepatan inklusi keuangan dan meningkatkan penetrasi industri keuangan di dalam negeri. “Ada beberapa channel baru yang sedang kami kembangkan. Tetapi, hal ini belum bisa kami publish,” ucapnya.

Untuk memperkuat transaksi non tunai itu, pihaknya akan terus meningkatkan kerja sama dengan lembaga jasa keuangan dan usaha ritel.

“Kerja sama kami hari ini dengan Allianz Life dan Artajasa serta Indomaret juga bagian dari mengoptimalkan cashless maupun penetrasi asuransi,” tegas dia.

Perlu diketahui, hari ini Stanchart menggandeng PT Asuransi Allianz Life, PT Artajasa Pembayaran Elektronis dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret) terkait penyediaan layanan pembayaran premi Allianz Life melalui 14.150 gerai Indomaret.

Selain itu, pihaknya juga menggandeng perusahaan operator selular, yaitu PT Indosat Tbk dalam mengembangkan PT Indosat Tbk. “Kami sudah bekerja sama terkait digital banking bersama Indosat selama dua tahun,” tutur dia.

Tahun ini, lanjut Michael, SCB tengah menjajaki sejumlah operator selular untuk pengembangan infrastruktur digital banking itu  dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan.

“Jumlah pengguna handphone yang besar telah mendorong kami untuk mengembangkan jaringan berbasis teknologi informasi,” pungkasnya.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka