Jakarta, Aktual.com — Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) ‎Bastian P Simanjuntak menilai sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam memimpin warga ibu kota seringkali tidak manusiawi, khususnya kepada masyarakat kecil.

“Jangan pernah beri tempat bagi seorang pemimpin yang berperilaku kasar dan sadis seperti Ahok,” tegas Bastian dalam keterangan tertulisnya kepada Aktual.com, Senin (30/5).

Menurutnya, seorang pemimpin masyarakat seharusnya memiliki kredibilitas yang tinggi dari berbagai sudut pandang. Kredibilitasnya dibangun berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam kenyataannya, Ahok justru berkebalikan.

Ia mencontohkan bagaimana penggusuran paksa tanpa dialog yang dilakukan Ahok terhadap masyarakat Kampung Pulo, Kalijodo, Pasar Ikan hingga Luar Batang. Tindakan yang disebutnya sebagai contoh perbuatan biadab seorang Gubernur Ahok, karena tidak mengedepankan perikemanusiaan dan perikeadilan.

“Ini jelas sudah melanggar Pancasila, namun anehnya di berbagai kesempatan Ahok justru membuat dirinya seolah-olah terzholimi dengan alasan dirinya memiliki predikat minoritas ganda yaitu seorang berasal dari etnis Tionghoa dan beragama Kristen,” jelas Bastian.

Para pendukungnya, lanjut dia, juga seringkali membangun opini seolah-olah Ahok dibenci oleh sekelompok orang yang fanatik. Opini yang dibangun oleh para pendukung Ahok tersebut bertolak belakang dengan fakta yang terjadi saat ini.

“Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang dibenci oleh mayoritas masyarakat bisa menjadi seorang gubernur dan mendapatkan penilaian elektabilitas yang tinggi dalam survei survei yang pernah dilakukan,” urainya.

“Para pendukung Ahok menutup-nutupi kenyataan, bahwasannya semakin banyak masyarakat yang tidak suka Ahok karena perkataan yang kasar, perilakunya yang sadis, apalagi akhir-akhir ini banyak terungkap kasus-kasus (dugaan) korupsi yang melibatkan Ahok,” sambung Bastian.

Ditambahkan, Ahok selama ini memposisikan Bhinneka Tunggal Ika diatas Pancasila. Oleh Ahok seolah-olah Bhineka Tunggal Ika lebih penting daripada Pancasila itu sendiri. Padahal, Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tertera pada lambang negara burung garuda.

Bhinneka Tunggal Ika bukanlah sebuah ideologi dalam berbangsa dan bernegara. Ideologi kita adalah Pancasila yang jauh lebih penting daripada semboyan itu sendiri. Jika kita seorang yang pancasilais otomatis diri kita menjadi seorang yang berbhineka Tunggal Ika.

“Celakanya perilaku Ahok selama ini tidak mencerminkan seorang Pancasialis sejati,” demikian Bastian.

Artikel ini ditulis oleh: