Jakarta, Aktual.com – Pembangunan Kota Jakarta dibawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terbukti tidak memakmurkan warga yang mayoritasnya pribumi. Yang ada, kehidupan masyarakat pribumi yang profesinya sebagai pedagang kaki lima dan pekerja, semakin hari semakin sulit.
“PKL semakin sulit mendapatkan tempat berdagang, kaum pekerja tidak mendapatkan upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,” kata Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO), Bastian P Simanjuntak, kepada Aktual.com, Jumat (18/11).
Masyarakat pribumi, pada akhirnya tergusur secara langsung maupun tidak langsung dari Kota Jakarta. Tergusur secara langsung artinya tergusur akibat rencana pembangunan kota, sedangkan tergusur secara tidak langsung artinya tergusur karena tidak mampu beli rumah di kota besar.
“Masyarakat pribumi terpaksa beli rumah jauh ke pinggir kota, jauh dari tempatnya bekerja,” jelas Bastian.
Menurutnya, Ahok selama ini lebih mengutamakan membangun kota daripada memakmurkan manusianya. Paradigma pembangunan pada keindahan kota, padahal pembangunan kota harus diiringi juga dengan pembangunan ekonomi masyarakatnya.
Kota Jakarta sewajarnya diprioritaskan untuk pribumi Jakarta, bukan untuk warga pendatang apalagi warga asing. Hal ini penting karena konsep negara kita sangat menentang segala bentuk penjajahan.
Penggusuran masyarakat pribumi secara langsung maupun tidak langsung adalah bentuk penjajahan yang vulgar yang semestinya tidak boleh lagi terjadi di republik ini.
“Kemerdekaan penuh sejatinya milik kaum pribumi, seorang Gubernur harus benar-benar memperhatikan ekonomi kaum pribumi yang saat ini masih sangat tertinggal,” ucap Bastian.
“Ingat Indonesia anti penjajahan, bukan hanya penjajahan dalam bentuk militer, melainkan anti penjajahan ekonomi, politik, sosial, budaya. Seorang gubernur Jakarta kedepan harus mampu memakmurkan pribuminya terlebih dahulu, barulah bangun kotanya,” sambungnya.
Laporan: Soemitro
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby