Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik DKI Jakarta Amir Hamzah enggan berkomentar panjang soal rencana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberi uang saku ke anggota TNI/Polri. Sebab menurut dia, gagasan itu jelas melanggar aturan.
Lantaran kesal, Amir bahkan mengaku kalau menanggapi omongan Ahok yang banyak melanggar aturan, itu sama saja dengan bentuk kebodohan.
“Menanggapi omongan Ahok suatu kebodohan, omongannya banyak melanggar anturan. Ngapain kita tanggapin. Dia mau kasih uang saku TNI-Polri pakai pergub-lah, itulah, itu gagasan yang melanggar aturan ngapain ditanggapin,” kata Amir saat dihubungi aktual.com Rabu (29/7)
Selain itu, kata dia, apabila terus menerus ditanggapi, Ahok akan merasa dirinya yang paling hebat.
Amir pun menduga, semua ocehan Ahoh adalah sebuah konspirasi. Lantaran orang nomor satu di DKI Jakarta itu dekat dengan “kelompok tertentu” dan merasa dekat dengan Presiden Joko Widodo.
Kenapa disebut ada konspirasi, dipaparkan Amir, saat ini DPR dan DPRD sudah tidak berfungsi sebagai badan pengawasan terhadap pemerintah.
Sebagai sebuah institusi yang punya kemampuan untuk melakukan pengawasan, ujar dia, DPRD sudah tidak berfungsi.
“Mendagri yang juga punya wewenang sudah tidak berfungsi karena kepentingan politik tertentu. Seharusnya bisa menegur Gubernur kalau ada kesalahan,” ucap dia.
Lebih lanjut dia menyarankan agar pemerhati Ibu Kota tidak terlalu menanggapi pernyataan Ahok, agar tidak terlihat sama bodohnya dengan gubernur.
“Check and balancing itu bukan didasarkan bagaimana rakyat menanggapi omongan pejabatnya, tapi kalau rakyat berpendapat, ah saya males nanggapin orang goblok, itu juga check and balancing yang harus diperhitungkan,” ujar dia dengan nada kesal.
Artikel ini ditulis oleh: