Jakarta, Aktual.com — Beberapa daerah di Indonesia pada 9 Maret 2016 akan dilalui gerhana matahari total sehingga diharapkan akan banyak wisatawan mancanegara dan lokal untuk menikmati keindahan alam yang baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun mendatang.
“Kejadian alam itu memang sangat langka dan indah sehingga kita akan mengemas menjadi sesuatu hal yang menarik untuk bisa mendatangkan wisatawan asing dan lokal, apalagi gerhana matahari total itu pada tahun depan hanya akan terjadi di Indonesia,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo kepada pers, Jakarta, Selasa (7/7).
Menurut Indroyono,, fenomena alam eksotis gerhana matahari total (GMT) akan melewati daerah, yaitu Palembang (dengan lama satu menit 52 detik), Belitung (dua menit 10 detik), Balikpapan (satu menit sembilan detik), Luwuk (dua menit 50 detik), Sampit (dua menit delapan detik), Palu (dua menit empat detik), Ternate (dua menit 39 detik), Bangka (dua menit delapan detik), Palangka Raya (dua menit 29 detik), Poso (dua menit 40 detik), serta Halmahera (satu menit 36 detik).
Gerhana matahari sebagian juga bisa dinikmati di Padang (95,43 persen), Bandung (88,76 persen), Denpasar (76,53 persen), Kupang (65,49 persen), Surabaya (83,08 persen), Banjarmasin (98 persen), Manado (96,66 persen), Jakarta (88,76 persen), Pontianak (92,96 persen), Makassar (88,54 persen), serta Ambon (86,90 persen).
“Terakhir, fenomena alam yang pernah terjadi dan melewati Indonesia terjadi pada 30 tahun lalu, yaitu pada 11 Juni 1983 dan baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun yang akan datang,” katanya.
Selain di Indonesia ,gerhana yang akan berlangsung pada pagi hari ketika matahari beranjak dari ufuk timur, katanya, gerhana matahari total juga akan melintas di Samudera Pasifik.
Menteri mengatakan, untuk mempersiapkan kedatangan para wisatawan mancanegara, pemerintah telah membentuk panitia nasional dengan melibatkan sejumlah instansi seperti Kementerian Pariwisata, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Pelni, universitas, serta agen perjalanan.
“Pemerintah tentu berharap agar pemda yang dilalui GMT dan agen wisata bisa memanfaatkan fenomena alam ini sebaik mungkin untuk menjaring wisatawan sebanyak mungkin,” kata Menteri.
Kepala Lapan Thomas Jamaluddin mengatakan, gerhana matahari terjadi ketika piringan bulan menutupi sebagian atau seluruh piringan matahari dan penampakan gerhana bergantung pada jarak bulan, matahari dan posisi pengamatan.
“Gerhana matahari total atau GMT hanya dapat diamati dari daerah yang dilintasi bayangan umbra matahari, sementara gerhana matahari sebagian (GMS) dapat dilihat dari beberapa daerah lain,” katanya.
Dari penelitian ilmiah, katanya, selama abad ke-20 (1900-1999) telah terjadi 224 gerhana bulan dan 224 gerhana matahari dan sebagian diantaranya dapat dilihat dari Indonesia, yang salah satunya pada 11 Juni 1983.Jakarta, Aktual.com — Jakarta, Aktual.com —
Artikel ini ditulis oleh: