Jakarta, Aktual.co — Partai Gerakan Indonesia Raya berharap agar Prabowo Subianto tetap maju menjadi calon presiden pada pemilihan umum 2019 untuk menebus kegagalan pada Pemilu 2014.

“Kami berharap Prabowo tetap maju pada pemilihan umum presiden (pilpres) dan mudah-mudahan bisa menebus kegagalan pada pemilu 2014,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (25/4).

Harapan itu disampaikan saat memberi pengarahan pada temu dan konsolidasi kader Gerindra dalam rangka memenangkan pilkada yang akan digelar secara serentak Desember 2015.

Fadli Zon mengakui, pesta politik yang cukup padat karena ada pemilu anggota legislatif dan pilpres pada 2014 belum membuahkan hasil yang maksimal.

Partai Gerindra memang mampu menempati urutan ketiga secara nasional dalam perolehan suara anggota legislatif, namun belum mampu membawa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Presiden.

“Di pemilu legislatif Gerindra urutan ketiga, bahkan di NTB, urutan kedua perolehan suara anggota legislatif. Itu satu pencapaian yang memang harus dianggap, jangan berbangga dulu, tapi kita patut bersyukur juga karena sudah mencapai posisi itu,” ujarnya.

Namun dengan kondisi pemerintahan yang sekarang ini, menurut Wakil Ketua DPR RI, ini masyarakat mulai mengetahui apa yang telah terjadi dengan tidak memilih Prabowo Subianto sebagai Presiden.

“Kita baru merasakan setelah seseorang menjabat, kalau janji kampanye bisa banyak, janji banyak sekali, tapi ketika berkuasa apa yang terjadi,” ucapnya.

Hal ini tercermin dalam enam bulan terakhir dari berbagai komentar langsung masyarakat. Mereka kini merasakan hidup pada era pemerintahan saat ini, ungkap Fadli Zon, bukan semakin mudah, tapi justru sebaliknya semakin sulit.

Masyarakat terbebani oleh harga kebutuhan pokok yang semakin naik, di mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan kenaikan harga beras yang cukup fantastis di saat Indonesia mengklaim diri surplus pangan.

Masyarakat juga merasakan dampak terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus angka Rp13 ribu per dolar AS. Kondisi seperti itu tak pernah terjadi selama era reformasi.

Kondisi ekonomi saat ini, kata Fadli Zon, memang memprihatinkan. Namun sebagai parpol yang telah matang, lanjut Fadli, Gerindra meyakini dalam situasi apapun partainya tetap bisa rasional.

Sikap rasional terhadap berbagai kebijakan pemerintah sudah disampaikan, meski berada di luar pemerintahan.

Ia menegaskan Partai Gerindra berada di luar pemerintahan sebagai oposisi rasional, bukan oposisi yang bersikap emosional.

“Kalau oposisi emosional yang baik tidak didukung, apalagi yang tidak baik. Gerindra adalah partai yang rasional dan itu sudah ditunjukkan dengan jiwa besar Pak Prabowo menyatakan penghormatan dan dukungan terhadap Presiden terpilih Joko Widodo,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: