Buruh angkut menurunkan beras impor Vietnam dari sebuah kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). Ribuan ton beras impor dari Vietnam telah masuk ke tanah air, beras impor tersebut digunakan untuk menjaga cadangan pangan seiring menipisnya stok beras saat ini. Pelaksanaan impor beras dilakukan untuk memenuhi persediaan stok beras di beberapa daerah. Akibat El Nino, panen pun mundur karena kekeringan. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono menyindir rencana pemerintah untuk mengimpor beras pada akhir bulan ini. Menurutnya hal ini tidak selaras dengan janji Presiden Joko Widodo yang menargetkan swasembada beras dalam tiga tahun pemerintahannya.

“Joko Widodo berjanji pada masyarakat untuk tidak impor beras sampai akhir 2017, ternyata akhir Januari 2018 ini pemerintah akan mengimpor beras sebanyak 500 ribu Ton. Padahal bulan ini hingga Februari merupakan musim panen,” jelas Poyuono dalam siaran pers yang diterima Aktual, Sabtu (13/1).

Menurutnya, target Jokowi terkait swasembada beras meleset lantaran pemerintah tidak melakukan pembenahan infrastruktur sarana dan prasarana serta teknologi pertanian yang memungkinkan untuk meningkatkan produksi padi di tanah air.

Ia menambahkan, pembenahan infrastruktur sudah menjadi kebutuhan yang mutlak untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dapat diketahui dengan logika sederhana yang awam.

“Jelas betul Joko Widodo tidak menguasai tentang apa yang diperlukan dan dibangun agar bisa swasembada beras,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden pernah menargetkan swasembada beras setidaknya dalam tiga tahun pemerintahannya.

Hal ini dikemukakan Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, pada Desember 2014 silam.

“Menteri pertanian saya beri target tiga tahun swasembada beras. Tak ada lagi impor beras,” kata Presiden saat itu.

Reporter: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Eka