Jakarta, Aktual.com — Dua buah bungkusan ‘pocong’ berbalut foto taipan media Surya Paloh dan Jaksa Agung HM Prasetyo diboyong oleh puluhan demonstran dari Gerakan Rakyat untuk Keadilan (Gerak). ‘Pocong’ tersebut merupakan simbol atas kematian keadilan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

“Kami dari Gerak datang untuk memberikan ini (bungkusan pocong-red) ke KPK,” ujar koordinator aksi, Ello Ahmad di depan gedung KPK, Senin (4/1).

Ello menilai, hingga saat ini penegakan hukum yang dilakukan KPK masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Termasuk dalam pengusutan kasus korupsi dana bansos di Sumatera Utara.

“KPK sampai hari ini belum mampu menunjukkan komitmen perlawanan pada koruptor negeri ini (dana bansos),” ujar dia.

Padahal jelas, bekas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dan istrinya Evy Susanti sudah mengakui keterlibatan kedua sosok tersebut.

“Sudah ada pengakuan dan keterangan dari Gatot dan Evy keterlibatan dan peran keduanya,” ujar dia.

Aksi massa itu pun menyindir KPK yang baru, Agus Raharjo takut mengusut keterlibatan taipan media Surya Paloh dan Jaksa Agung, HM Prasetyo dalam kasus dugaan korupsi dana bansos Pemprov Sumatera Utara.

“Agus Raharjo takut periksa periksa Surya Paloh, dan Jaksa Agung, padahal sudah ada pengakuan dari Gatot dan istrinya,” ujar Ello.

Ello menilai, di tahun yang baru KPK mestinya memiliki semangat yang baru. Terlebih lembaga anti rasuah sudah mendapatkan kado berupa gedung baru.

“Tahun baru, pimpinan KPK baru, semangat baru, gedung baru, tersangka baru kasus dana bansos Sumatera Utara,” ujar dia.

Hingga saat ini aksi tersebut masih berlangsung. Bahkan, sejumlah aparat kepolisian turut melakukan pengaman di sekitar gedung KPK untuk mengawal aksi tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu