Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi. DOK/IST

Jakarta, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, tebing Gunung Anak Krakatau dapat longsor dengan syarat adanya getaran yang mencapai magnitudo 3,4.

Hal ini diungkapkan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati usai memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau pada hari ini, Selasa (25/12).

Pemantauan ini dilakukan BMKG bersama Badan Geologi Kementerian ESDM. Berdasar pantuan tersebut, diketahui getaran seismik dari ANak Krakatau terus terjadi tanpa henti dalam beberapa hari terakhir.

“Jadi kalau ada yang mengtatakan ‘batuk’, itu karena getar terus,” kata Dwikorita saat jumpa pers di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Selasa (25/12) malam.

Dwikorita menambahkan, jika nantinya tebing Gunung Anak Krakatau kembali longsor, hal ini berpotensi menimbulkan tsunami susulan.

“Jadi kalau tercapai magnitudo 3,4 kita keluarkan peringatan dini untuk segera ditindak lanjuti,” jelasnya.

Menurut Dwikortia, pihaknya takkan mengeluarkan peringatan dini tanpa ada data yang kuat sebagai dasar dari peringatan tersebut.

Ia pun kembali mengulang jika tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu dipicu oleh getaran setara 3,4 magnitudo sehingga mengakibatkan longsornya tebing Anak Krakatau.

“Sehingga setiap ketangkap kekuatan magnitudo 3,4 itu dijadikan dasar memberikan peringatan dini tsunami. Karena asumsinya sudah terjadi longsor dan longsor itu diperkirakan akan menimbulkan tsunami,” terang mantan Rektor UGM itu.

Dwikorita mengatakan, resiko dari dikeluarkannya peringatan dini adalah melesetnya hal yang telah diprediksi. Namun karena menyangkut jiwa manusia, lanjutnya, peringatan dini akan tetap dikeluarkan pada kesempatan berikutnya.

“Jadi mohon agar bisa dipahami, karena kita ini tidak dapat memastikan segala sesuatunya, kita hanya melakukan pendekatan secara teknologi,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan