Seorang pegawai Komisi Pemilihan Umun (KPU) menunjukkan contoh surat suara pemilihan DPR RI pada uji publik desain surat suara Pemilu di gedung KPU, Jakarta, Jumat (14/9). KPU melakukan uji publik desain surat suara yang nantinya akan digunakan pada Pileg dan Pilpres 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Senior Global Green Growth Institute (GGGI) Kurnya Roesad mengatakan salah satu hasil pengamatan atas debat calon presiden, tak satupun calon menjabarkan visinya tentang cara menangani tantangan terbesar di bidang sosial dan perekonomian di zaman kita, yakni perubahan iklim.

“Hal ini mengejutkan, karena terdapat segudang alasan untuk memperjuangkan kebijakan tentang perubahan iklim dan berbagai permasalahan sekitar pertumbuhan hijau,” katanya, Minggu (31/3).

Menurutnya untuk yang pertama diperlukan perjuangan perekonomian yang tangguh terhadap perubahan iklim adalah sebuah strategi politik yang layak diambil.

“Alasannya? Strategi itu mampu menarik kelompok pemilih penting: kaum Milenial dan generasi Gen Z. Hasil penelitian global oleh World Economic Forum dan Deloitte yang juga mencakup responden dari Indonesia, menegaskan bahwa perubahan iklim menjadi lima masalah besar yang mencemaskan orang muda,” ujarnya.

Kecemasan mereka tentu beralasan karena jelas terdapat bukti ilmiah tentang pemanasan global. Laporan terakhir dari Panel Ahli Perubahan Iklim Antar-pemerintah (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) menunjukkan bahwa bumi akan menghangat dengan suhu antara 1,5 derajat dan 2 derajat Celsius di atas suhu era pra-industri pada abad ini, dan emisi karbon dari kegiatan manusia menjadi penyebab utamanya.

Dunia harus segera bertindak untuk mengurangi emisi agar dapat mengendalikan peningkatan rata-rata suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius dan menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Artikel ini ditulis oleh: