Medan, Aktual.com – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan mengecam keras terjadinya insiden intoleransi yang terjadi di Tolikari, Provinsi Papua.
“Kita sangat mengecam keras insiden intoleransi yang berujung pada aksi brutal pembakaran masjid Masjid Baitul Muttaqin di Tolikara, Papua pada saat umat Muslim di seluruh dunia dan Indonesia merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1436 H,” tandas ketua GMKI Medan Ruben Panggabean kepada Aktual.com di Medan, Jumat (17/7).
Ruben berharap, situasi tersebut tidak memancing provokasi. Agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menganggu kedamaian dan kondusifitas NKRI secara umum.
“Kebhinekaan merupakan harga mati dan merupakan pondasi bangsa ini. Jangan sempat ada yang bermain di air keruh, tandas Ruben.
Persoalan di ujung timur Indonesia tersebut diharapkan segera dikendalikan dengan arif dan bijaksana khususnya oleh aparat keamanan dan pemerintah. Apalagi, lanjut Ruben, mengingat Papua yang hingga saat ini belum memiliki iklim politik yang stabil.
“Kita berharap pemerintah dingin dan arif guna menyelesaikan persoalan serta merekonsiliasi pihak yang bertikai dengan melibatkan tokoh adat dan umat di Tolikara,” katanya.
Tak hanya itu, Ruben juga meminta Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Konfrensi Wali gereja Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia turut terlibat dalam mendinginkan suasana.
“Kami minta juga media turut mengabarkan pemberitaan yang tidak tendensius tetapi pemberitaan yang mendinginkan,” anjur Ruben.
Ruben mengingatkan, agar semua pihak juga dapat menahan diri untuk melakukan tindakan intoleransi sebagai bentuk respon atas insiden di papua. Karena menurut Ruben, konflik yang melibat umat beragama atau etnis telah menunjukkan bagaimana negara tersebut akhirnya porak-poranda karena perang saudara.
“Sebut saja Ukraina. Maka dari itu, perdamaian dalam keberagaman dan kebersamaan merupakan hal yang indah dan merupakan keinginan semua umat di dunia,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh: