Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/4). Rapat tersebut membahas soal RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Chris Damanik mengatakan bahwa perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia melawan kolonialisme, dan menuntut adanya kebebasan dari penindasan hingga di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran pemuda.

Rakyat Indonesia melalui peran pemuda memiliki kesadaran bahwa penindasan, penghisapan manusia terhadap manusia, perampasan sumber daya alam bukanlah suatu kehidupan yang sejati. Pemuda menginginkan suatu kehidupan yang bebas dari segala bentuk penindasan, kemerdekaan dan hidup dalam kesejahteraan serta keadilan sosiial, terutama sekali dalam berbangsa dan bernegara.

Akan tetapi, setelah kemerdekaan Indonesia dan runtuhnya rezim orde lama, arah pembangunan masyarakat yang berkeadilan sosial semacam jauh dari cita-cita. Negara menjadi seakan tak berdaya dari tekanan asing dan membuat kebijakan politik dan ekonomi tidak pro terhadap rakyat dan kepentingan nasional.

Hal itu, kata Chris, terlihat dari ketidakberdayaan Indonesia sebagai sebuah negara melalui rezim orba, persoalan kebangsaan samakin hari semakin tahun bertambah dan menumpuk sehingga kemudian menjadi warisan generasi masa depan.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 pada 20 Mei 2016, GMNI mengajak semua elemen masyarakat untuk menyurakan kebangkitan Indonesia melalui Trisakti. Gagasan besar Presiden RI Pertama Ir Soekarno itu diyakini jalan kebangkitan Indonesia berdasarkan Pancasila dapat terwujud.

Terkait hal ini pula, GMNI mendesak Presiden Joko Widoddo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memperkuat pertahanan laut sebagai poros maritim dunia dari kepentingan asing, melaksanakan reforma agraria sesuai dengan UUPA Nomor 5 Tahun 1960.

“GMNI memperingatkan Jokowi dan Jusuf Kalla agar tidak terjebak pada Pusaran Kapitalisme Global. Kami juga meminta Jokowi dan Jusuf Kalla untuk terus menjalankan revolusi mental yang sampai saat ini dinilai belum mampu melaksanakan revolusi mental dalam berbangsa dan bernegara,” terang Chris kepada Aktual.com Sabtu (21/5).

Selain itu juga memperingatkan Jokowi-JK yang belum mampu melaksanakan bela negara dalam menuju sebuah pertahanan semesta dan terakhir GMNI menolak bahaya laten kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme gaya baru.

“GMNI menyerukan kepada seluruh elemen rakyat untuk bangkit bersama, merapatkan barisan dengan rakyat lainnya, berjuang menuntut sebuah cita-cita bangsa ini yang berlandaskan pancasila untuk menuju kebangkitan Indonesia,” demikian Chris.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby