Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, Habib Rizieq Syihab (kanan) saat memberikan keterangan persnya terkait bentrok dengan aparat Kepolisian saat melaksanakan Aksi Bela Islam II, di Jakarta, Sabtu (5/11/2016). Dalam jumpa persnya menurut Habib Rizieq media keliru memberikan judul “Aksi Anarkis”. Seharusnya kata Habib Rizieq “Aksi Damai yang Ditembaki Polisi Anarkis”.

Jakarta, Aktual.com – Gerakan Nasional Pembela Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menegaskan bahwa biaya aksi Bela Islam II kemarin seluruhnya murni sumbangan dari ummat Islam.

Pembina Gerakan Nasional Pembela Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Shihab membantah dana tersebut berasal dari partai politik.

“Bahkan ada yang transfer Rp10ribu dari ATM. Ini dahsyat, bukan dana dari parpol. Kalau gentleman sebut saja parpol dan aktor politik yang mana? ini sumbangan ummat,” tegas Rizieq di Senayan, Jakarta, Sabtu (5/11).

Hal senada, juga diungkap Bendahara GNPF-MUI Lutfhi Hakim, ia mengatakan dana yang diperoleh dalam lima hari sebanyak Rp3,5miliar. Pada hari terakhir yakni 3 November 2016 memperoleh Rp 1miliar. Sehingga total hampir Rp5miliar.

“Jumlahnya bervariasi Rp50ribu, ada yang Rp10juta, Rp100juta. Ada dari umat di London, Diaspora Qatar dan Kuwait,” kata Lutfi.

Sementara, Koordinator Medis GNPF-MUI, Salim Asegaf menyampaikan pihaknya menerjunkan 100 tenaga medis serta 30 mobil ambulance. Mereka mengevakuasi korban ke RS Budi Kemuliaan.

Salim mengaku menangani 165 peserta aksi yang menjadi korban luka, dan 1 patah tulang dalam demonstrasi 4 November 2016. Dibantu dengan cepat tanggapnya dokter dan tenaga medis lainnya.

“Jumlah pasien membludak dalam waktu singkat. Memang merepotkan tapi karena bantuan Allah dan semangat jihadis yang menanganinya saya heran tenaga darimana ini?,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: