Perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik kecil itu pun disebut Happy dapat diakhiri dan tidak membuat Golkar terpecah kembali. “Setelah perbedaan itu berlalu, antar kader kita kemudian bersatu padu lagi,” tambahnya.

Kendati mengaspirasikan Airlangga menjadi Cawapres itu diperbolehkan, namun Partai Golkar tetap berkomitmen untuk tidak membahas permasalahan tersebut. Jadi, kata Happy, kalau misalnya ada yang mengatakan cawapres baik di DPP, Munaslub atau didalam tim  Airlangga sendiri, tidak ada pernah membicarakan masalah cawapres.
“Jangan sampai kemudian itu (pencapresan Airlangga) mengganggu soliditas internal kita dan jangan sampai menggangu dengan pihak eksternal lain karena kan yang ingin (cawapres) tentu banyak, dari parpol lain barangkali mempersiapkan juga,” ujarnya.
Happy kembali menegaskan, pihaknya akan fokus meningkatkan elektabilitas Partai Golkar yang sekarang ini sedang terpuruk dengan target naik sebesar 16 % dalam perhelatan Pileg 2019 mendatang.
Semua kader Golkar, lanjutnya, sangat tidak rela jika partai berlambang pohon beringin ini terlempar dari posisi dua besar dalam Pemilu.
“Jangan sampai kita berada di nomor tiga yang belum pernah terjadi di Golkar selama ini. Kita ingin sampai kepada yang tertinggi, kita ingin tingkatkan elektabilitas sampai 16 % kalau bisa lebih dari itu sehingga kita bisa mendekati posisi yang sekarang diduduki PDIP,” tuntasnya.

Teuku Wildan A

(Wisnu)