Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi pembicara dalam Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Jakarta, Selasa (27/9/2016). Di acara yang dihadiri ratusan kader Partai Golkar yang menjabat sebagai anggota DPR, DPRD dan Kepala Daerah itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan mengenai tantangan Perindustrian Indonesia kedepan.

Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnain menyatakan bahwa tingkat elektabilitas partainya akan kembali terdongkrak jika Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai tersebut.

Airlangga sendiri menjadi salah satu kandidat kuat Ketua Umum Golkar setelah Setya Novanto menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus korupsi proyek e-KTP.

“Mungkin enggak setelah Airlangga terpilih akan naik lagi elektabilitas Gokar? Sangat mungkin,” jelas Happy dalam diskusi bertajuk ‘Munaslub: Golkar Masa Depan, Harapan dan Tantangan’ yang digelar di Jakarta Selatan, Jum’at (1/12).

Menurut Happy, hal ini akan memunculkan semangat dan motor baru dalam partai berlambang pohon beringin itu. Sehingga performa yang dihasilkan pun turut mendongkrak elektabilitas partai.

Sebagaimana diketahui, beberapa lembaga survei menyebut tingkat elektabilitas Golkar merosot jauh karena adanya kasus korupsi e-KTP yang membelit Ketua Umumnya, Setya Novanto.

Sebelumnya, lembaga survey Poltracking Indonesia merilis hasil surveinya pada Minggu (26/11) lalu. Survei tersebut menempatkan Golkar di posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas sebesar 10,9%.

Sedangkan posisi pertama dan kedua ditempati oleh PDIP (23,4%) dan Partai Gerindra (13,6).

Elektabilitas ini tentu anjlok jika dibandingkan perolehan Partai Golkar yang mencapai 14,75 % pada Pemilu 2014 lalu. Selain itu, partai ini juga konsisten dalam posisi dua besar selama empat kali pelaksanaan Pemilu era reformasi.

“Kita targetkan naik, kalau kita naik mungkin (elektabilitas) PDIP atau partai lain yang turun, kodisi naik turun ini yang kita harapkan bisa terjadi,” jelas Happy.

Selain itu, Happy juga menyatakan rasa optimismenya bukan tanpa dasar. Ia menambahkan, partainya sudah terbiasa diterpa badai sejak Pemilu 1999 lalu.

Dengan pengalaman masa lalu, ia pun meyakini bahwa partainya dapat segera lolos dari prahara yang menimpa.

“Tahun 1999 itu Golkar di mana-mana dikejar, seperti partai terlarang. Pernah kita kumpul lalu disuruh buka baju, perempuan pun sama karena pakai baju kuning. Tapi apa yang terjadi, pada pemilu kita hanya beda tipis dengan PDIP,” kisah Happy.

“Menjelang (Pemilu) 2004 juga beigtu, Gus Dur merencanakan mau bubarin Golkar. Akbar Tanjung menghadapi dua tsunami luar biasa waktu itu, tapi apa yang terjadi? Kita menang pemilu 2004,” tutupnya.

Pewarta : Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs