Ketua Bidang Energi Baru dan Terbarukan DPP Partai Golkar Eny M Saragih (kiri), Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham (tengah), Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha (kanan) saat menggelar jumpa persnya di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (26/12/2016). Dalam jumpa persnya Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menjelaskan isu politisi Partai Golkar Ade Komarudin dapat tawaran pindah ke Golkar, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan Akom adalah kader terbaik Golkar. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Dewan Pimpinan Partai Golkar enggan berspekulasi terkait adanya dugaan friksi yang terjadi di antara Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebagaimana temuan Panitia Khusus Angket DPR terhadap KPK usai menghadirkan Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Brigadir Jenderal (Brigjen) Aris Budiman, Selasa (29/8) lalu.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menegaskan, partainya mempersilahkan Pansus Angket terus bekerja terlebih dahulu. Namun ia berharap, jangan nantinya muncul opini berkembang di luar Pansus.

“Pansus ini kan tujuannya untuk mencari fakta-fakta, berdasarkan fakta-fakta itu nanti baru diambil keputusan, tidak boleh sejak awal sudah ada suatu opini (KPK) harus bubar, harus merevisi, bukan itu,” ujar Idrus di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi Jaya, Jakarta Barat pada Jumat (1/9).

Menurutnya, dari fakta-fakta itu juga oleh Pansus mestinya berorientasi pada upaya untuk memperkuat KPK. “Karena KPK ini adalah anak kandung reformasi sehingga tidak ada pikiran kita, belum apa-apa bubar. Saya kira kalau ada pikiran itu mengingkari semangat dan jiwa ruh dari reformasi itu,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid