golkar (ist)

Semarang, Aktual.com – Ketua DPP I Partai Golkar Jawa Tengah Wisnu Suhardono mengakui, saat ini sulit mencari kader muda potensial untuk regenerasi di struktur kepartaian.

“Terutama untuk pengurus di tingkat desa atau kecamatan dan kelurahan,” katanya, di sela Tasyakuran Hari Ulang Tahun ke-52 Partai Golkar di Kantor DPD I Partai Golkar Jateng, Semarang, Kamis (20/10).

Menurut dia, sekarang ini jajaran pengurus Golkar di kelurahan kebanyakan adalah generasi yang dikategorikan sebagai kultur, yakni mereka yang cinta dengan Golkar sejak era Orde Baru.

“Tinggal berapa sekarang (kader, red.)? Karena mereka sekarang ini kan berarti sudah tua. Makanya, regenerasi kepartaian di tangan anak-anak muda sangat diperlukan.”

Dia menyebutkan setidaknya ada tiga unsur dalam kepartaian, yakni struktural, kultural, dan simpatisan yang masing-masing harus terus diperkuat dengan kaderisasi secara terus menerus.

Jika untuk kultural, kata dia, rentang usianya di atas 50 tahunan, sementara simpatisan berada di rentang usia 18-40 tahun yang harus dipupuk agar menjadi kader-kader muda yang potensial.

“Dari 35 ketua DPD II kabupaten-kota, 21 orang di antaranya ganti orang baru. Dari 21 orang itu, 19 orang di antaranya ternyata generasi muda. Ini yang menjadi semangat kami.”

Apalagi, kata dia, sebagian memang belum dikenalnya dan baru lapor setelah terpilih yang membuktikan tidak adanya intervensi sehingga demokrasi dan regenerasi berjalan secara alami.

“Makanya, ini harus menjadi introspeksi. Bagaimana doktrin dan pendekatan yang dilakukan kepada generasi muda? Kami akan evaluasi seiring era kompetitif dan keterbukaan.”

Sementara itu, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Semarang Petit Widiatmoko membenarkan sulitnya sekarang ini mencari kader muda potensial yang sebenarnya dirasakan semua partai politik.

“Tidak hanya Golkar, semua partai politik juga merasakan. Dipengaruhi juga dengan banyaknya pemberitaan mengenai kesalahan yang dilakukan kader politik (politikus, red).”

Maka dari itu, Petit mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membangun demokrasi melalui peran parpol dan sama-sama berjuang membangun dan menegakkan kembali peran parpol.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu