Jakarta, Aktual.co —Dua kubu di internal Partai Golkar menyatakan sepakat membuka peluang merger atau penggabungan kepengurusan, yang diambil melalui perundingan ketiga di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta. “Kita sudah buat prakiraan islah kepemimpinan. Kita sepakat untuk islah, syukur-syukur kalau kita bisa islah dalam bentuk merger struktur kepemimpinan pusat dari atas sampai ke bawah,” kata juru runding kubu Agung Laksono, Andi Mattalatta seusai melakukan perundingan dengan kubu Aburizal Bakrie, di Kantor DPP Partai Golkar, Rabu (14/1) petang.
Andi menjelaskan, dari tiga kali pertemuan antarjuru runding, yang berlangsung 23 Desember 2014, 8 Januari 2015 dan hari Rabu 14 Januari 2015, banyak hal yang telah dicapai, antara lain terkait penyatuan visi kedua kubu. “Penyatuan visi ini ada lima poin. Yang telah disepakati empat poin yaitu soal pilkada langsung, pemilihan presiden langsung, pemilu legislatif, serta posisi Golkar sebagai mitra kritis yang kritis dan konstruktif terhadap pemerintah,” kata dia.
Satu hal terkait penyatuan visi yang belum juga mencapai titik temu adalah terkait permintaan kubu Agung Laksono agar kubu Aburizal Bakrie melepaskan diri dari pusaran Koalisi Merah Putih (KMP), dan berdiri secara independen. “Sambil mencari titik temu terkait Golkar keluar dari KMP), maka kita buat prakiraan islah kepemimpinan ini,” ujar dia.
Dalam islah berbentuk merger kepemimpinan yang bakal diupayakan, kedua kubu mengaku belum berbicara detail, termasuk siapa yang nantinya akan menjadi ketua umum. Tetapi Andi menegaskan bahwa kesepakatan merger ini merupakan instruksi kedua Ketua Umum Golkar baik Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono. “Ketua Umum bukannya sudah tahu atau belum tahu, tapi kami sebagai juru runding memang diperintahkan untuk itu,” kata Andi.
Bicarakan Sementara itu juru runding dari kubu Aburizal Bakrie, Sharif Cicip Sutardjo mengatakan kedua kubu akan membicarakan proses penyatuan kepengurusan pada pertemuan selanjutnya pekan depan. Kedua kubu akan membawa usulannya masing-masing, termasuk apabila ada kesediaan antara dua ketua umum untuk menanggalkan jabatan serta melakukan munas rekonsiliasi. “Seperti apa yang disampaikan pak Andi Mattalatta, kemajuan perundingan ini sudah jauh. Kita akan melakukan ini sampai titik tertentu di mana kita bisa bersatu,” ujar Cicip.
Namun demikian seiring upaya penyatuan kepengurusan, kedua kubu bersepakat tetap membiarkan proses hukum tetap berjalan. Kedua kubu akan menunggu mana proses yang lebih dulu dicapai. “Peradilan bukan tabu atau dosa, karena peradilan bisa memberi kepastian hukum bagi kita, sehingga kita tahu tafsiran mana yang benar,” jelas Cicip. Hingga saat ini internal Golkar masih terbagi menjadi dua kubu, yakni kepengurusan hasil Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie dan kepengurusan hasil Munas Jakarta yang dipimpin Agung Laksono.