Jakarta, Aktual.com — Konflik internal Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan berdampak pada keikutsertaan keduanya dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) di berbagai wilayah. Dari 12 partai yang mengusung pasangan calon kepala daerah, Golkar tercatat sebagai partai yang mengalami penurunan paling besar.
“Terdapat hubungan yang kuat antara konflik internal partai Golkar dan PPP dengan jumlah pasangan calon yang diajukan dari kedua partai politik tersebut,” tegas Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz, kepada Aktual beberapa saat lalu, Kamis (10/9).
Dari hasil pemetaan JPPR terhadap kontestasi Pilkada serentak 2015, Golkar yang merupakan partai dengan perolehan terbesar kedua setelah PDI Perjuangan pada Pileg 2014, terlempar ke posisi 9. Sementara itu PPP yang pada Pileg menempati posisi 9 terlempar ke posisi paling buncit yakni 12.
Partai berlambang pohon beringin pimpinan Aburizal Bakrie harus rela posisinya ‘disejajarkan’ dengan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Posisinya persis diatas PKPI yang mendapatkan dukungan sebanyak 90 pasangan calon.
Diungkapkan Hafidz, dukungan terhadap pasangan calon pada Pilkada serentak 2015 dari 12 partai yang ada, PDIP paling banyak dengan 244 paslon. Selanjutnya Gerindra 211 paslon, Demokrat 205 paslon, Nasdem 199 paslon, PAN 195 paslon, Hanura 187 paslon, PKB 174 paslon, PKS 162 paslon, Golkar 116 paslon, PKPI 90 paslon, PBB 78 paslon dan PPP 70 paslon.
“Adanya syarat pasangan calon harus mendapatkan dua rekomendasi dari dua kepengurusan menjadi faktor sedikitnya jumlah pasangan calon yang diusung oleh kedua partai politik tersebut,” bebernya.
“Besaran jumlah dukungan terhadap pasangan calon ini berpengaruh bersar terhadap jumlah kemenangan yang diraih oleh partai politik tersebut,” lanjut Hafidz.
Artikel ini ditulis oleh: