Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid (kiri), Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah), Sekjen DPP Partai Golakr Idrus Marham (kanan) menghadiri acara Pengumuman Hasil Formatur Pengurus DPP Partai Golkar masa bakti 2016-2019 di DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (30/5/2016). Kepengurusan baru Partai Golkar disusun oleh tim formatur bersama Setya Novanto, yang terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar Periode 2016-2019 pada Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 15-17 Mei lalu.

Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid menegaskan tidak akan ada musyawarah nasional luar biasa, untuk mengganti ketua umum Setya Novanto Rapat karena Pimpinan Nasional di Balikpapan tahun 2017 telah menegaskan hal tersebut.

“Tidak akan ada munaslub, itu ditegaskan dalam Rapimnas pada Mei 2017 di Balikpapan,” kata Nurdin di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan Rapimnas tersebut sudah memutuskan bahwa dalam kondisi apa pun yang dihadapi partai, tidak akan ada munaslub.

Menurut dia, Rapimnas merupakan keputusan tertinggi kedua setelah musyawarah nasional (munas) sehingga berlaku mengikat bagi seluruh kader Golkar.

“Kami menghargai asas praduga tidak bersalah sehingga Pak Novanto tetap menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujarnya.

Selain itu menurut dia, terkait posisi Novanto sebagai Ketua DPR, Golkar akan segera melakukan konsolidasi di tingkatan Fraksi Golkar.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby