Ponorogo, Jatim, Aktual.com – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur Sarmuji menegaskan bahwa keputusan koalisi dalam Pilpres 2024 sepenuhnya ada di tangan ketua umum, namun pihaknya memberi usulan agar mengikuti arah politik Presiden Joko Widodo.

Hal itu disampaikan Sarmuji di Ponorogo, Jumat (11/8),  usai mengumpulkan ratusan bakal calon legislatif (caleg) Partai Golkar wilayah eks Keresidenan Mataraman, baik bakal caleg untuk DPR RI di dapil VII, tingkat DPRD Provinsi Jatim dapil IX maupun bakal caleg DPRD tingkat kabupaten/kota dari Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, Magetan hingga Ngawi.

“Keputusan itu (koalisi) menjadi kewenangan DPP, kami serahkan sepenuhnya ke tangan ketua umum (Airlangga Hartarto). Tapi DPD Golkar Jatim, memberi masukan agar (keputusan koalisi) melihat arah politik Presiden Jokowi,” kata Sarmuji saat ditanya awak media perihal arah koalisi Partai Golkar.

Menurut Sarmuji, usulan atau masukan itu mempertimbangkan pengaruh Presiden Jokowi yang dinilai sangat berdampak terhadap elektabilitas partai.

“Siapa dapat ‘endorse’ Jokowi itu kemungkinan besar bisa menang Pilpres 2024. Karena itu mesti pandai melihat ‘gesture’ (bahasa tubuh) Jokowi. Meraba tanpa menyentuh. Merasakan tanpa bertemu muka. Ya harus bisa meraba kemana arah politik Jokowi,” ujarnya.

Kendati begitu, apapun keputusan partai pihaknya akan tetap mendukung penuh siapa pun koalisi yang akan dibangun oleh Partai Golkar. Termasuk apabila Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengarahkan dukungannya ke Prabowo.

“Airlangga kalau mengarah ke Pak Prabowo tentu kita dukung sepenuhnya,” ucap Sarmuji.

Menurutnya, untuk efek mendukung presiden bagi Golkar mempunyai pengalaman berbeda dengan partai lain. Buktinya adalah, tanpa calon presiden yang berasal dari Golkar, partai Golkar bisa eksis.

“Masuk klasemen atas Pemilu 2014 maupun 2019, tetapi andaikan diputuskan capres yang memiliki ‘cemistri’ dengan Partai Golkar Insya Allah akan lebih bermakna lagi untuk pencalonan legislatif-nya,” tuturnya.

Dia menyebutkan bahwa selama ini Jatim merupakan lapangan pertempuran bagi semua capres.

“Karena tidak ada figur dominan di Jatim, baik capres maupun cawapres yang saat ini beredar,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i