Jakarta, Aktual.co — Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui tentang sejarah pahlawan-pahlawannya. Nampaknya semboyan ini perlu terus dipegang bangsa Indonesia, pasalnya sebagai mesin pencari terbesar, google.co.id hari ini menampilkan Tokoh pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara sebagai halaman muka memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara yang ditetapkan pada tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) RI.
Di halaman Google terlihat doodle dengan gambar Ki Hadjar Dewantara dalam tampilan artistik sebagai pengganti huruf ‘O” di logonya. Ki Hadjar Dewantara nampak memegang sebuah buku yang terbuka. Sampul buku yang dibuka berwarna kuning sebagaimana warna huruf “O” yang biasanya melekat di logo Google yang berwarna warni itu.
Jika Anda mengklik logo tersebut, maka pengguna internet akan diarahkan dalam pencarian “Ki Hadjar Dewantara” Bapak Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dan menghembuskan napas terakhir 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Dirinya dikenal sebagai pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Selain itu, Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.
Ki Hadjar Dewantara juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Ki Hadjar Dewantara diajaknya pula.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka