“Memang uangnya sudah keluar dari pemerintah, tetapi sampai ke kami hanya menetes saja, mungkin hanya enam persen. Padahal sepanjang Agustus-Desember 2018, masih terus ada belanja dari rumah sakit, tidak mungkin kita stop obat, karena pasti makin ramai nanti. Kami hanya minta solusi sebaiknya ada alokasi 25 persen”katanya.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Engko Sosialine, mengemukkan, pihaknya saat ini sedang fokus pada tiga hal, yaitu rencana kebutuhan obat (RKO), menjamin ketersediaan obat dan pengadaan obat.
Dia menilai, perihal RKO perlu ada perbaikan akurasi. Karena RKO yang diserahkan kadang tidak sesuai dan akurat, misalnya pada 2014 kurang 20 persen dan 2018 malah lebih 20 persen.
“Meningkatnya kan cukup tajam, dan data yang bisa digunakan tentang peningkatan sudah dihubungkan secara elektronik dan akurasinya bagus,” kata Engko.
Artikel ini ditulis oleh: