Ia mencontohkan, adanya seorang muslim yang menjadi walikota di Italia dan lima orang walikota muslim di Inggris.

Dalam pandangannya, jika sentimen agama yang dikedepankan, sangat mustahil bagi muslim menjadi walikota di sebuah wilayah yang mayoritas penduduknya memeluk Katholik seperti Italia, ataupun negara yang menjadi sekutu terdekat AS seperti Inggris.

“Mereka tidak membawa-bawa Islam, tapi justru spirit dan nilai-nilai Islam yang ditonjolkan kepada masyarakat di sana. Artinya mereka sudah menginternalisasi nilai-nilai agama untuk kemudian dipraktikkan dalam kehidupan berpolitik,” jelas pria asal Sulawesi Utara ini.

“Ini menurut saya yang merupakan orang beragama sejati,” tambahnya.

Maka dalam hal ini, agama dan politik merupakan satu kesatuan yang tidak terlepaskan dalam proses demokrasi di Indonesia.

“Agama perilaku real politiknya, rasa kepedulian spirit kepada rakyat itu masuk ke politik,” pungkasnya.

Laporan: Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid