Jakarta, Aktual.com – Kedatangan rombongan senator dan anggota kongres Amerika ke Istana Kamis malam (13/7) pascareshuflle kabinet, narasinya dapat dibaca bahwa proses reshuffle kabinet kali ini tidak bisa lepas dari tekanan asing.
Demikian disampaikan, Muhamad Adnan Rarasina, Aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia(GPII), dalam siaran persnya, Jum’at (14/5).
“Ya wajar saja dalam politik diplomasi, presiden di sambangi pejabat negara asing tapi politik adalah narasi kejadian yang sambung menyambung maka kunjungan para senator ini tak bisa di pisahkan dari rentetan kejadian sebelumnya,” ucapnya.
Tentu Amerika Serikat, sambunya, sangat berkepentingan dengan reshuflle kabinet kali ini mengingat besarnya kepentingan ekonominya di Indonesia.
“Sebut saja Freeport yang sedang getol memperpanjang usaha pertambangannnya, belum lagi soal Newmont dll” ujar Adnan.
Masuknya orang- orang titipan, sambung Adnan, yang selama ini dikenal sangat pro pasar bebas seperti Thomas Lembong yang lama bekerja di perusahaan keuangan asing adalah bukti bahwa setiap rezim apapun yang berkuasa sejak orde baru, tim ekonomi akan selalu dikuasai oleh para penganut liberalisme, komparador asing ini.
“Ini Rupiah sudah mendekati 14 ribu lanjut Adnan, tim ekonomi pemerintah malah sibuk mempersiapkan utang baru untuk menutup devisit perdagangan. Apapun situasinya, pilihan politik Jokowi untuk kompromi ini kita berikan kesempatan bekerja. Tidak usah lagi teriak teriak soal Trisakti dan nawacita bila resuffle kali ini masih bernuansa neolib,” tutup adnan yang juga kader muda PAN ini.
Artikel ini ditulis oleh: