Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat DPP Gerakan Pemuda Nusantara (DPP GPN), Muhamad Adnan, mengajak semua pihak untuk mewaspadai upaya-upaya kriminalisasi terhadap pimpinan lembaga negara.

Hal itu berkaca pada kehebohan pemberitaan seputar rekaman yang diduga melibatkan Ketua DPR Setya Novanto dan Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

“Mungkin saja kita akan kembali dihebohkan dengan munculnya transkrip rekaman yang lain. Misalnya transkrip rekaman percakapan antara Wapres Jusuf Kalla dengan Menteri ESDM Sudirman Said,” terang Adnan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/12).

Bisa juga misalnya akan muncul rekaman antara Wapres Jusuf Kalla dengan Staf Khusus Menteri ESDM Said Didu, percakapan antara Wapres Jusuf Kalla dengan Jaksa Agung M Prasetyo atau percakapan antara Jaksa Agung M. Prasetyo dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

GPN menyinggung intensitas pernyataan Wapres Jusuf Kalla belakangan ini terkait dugaan rekaman antara Setya Novanto dan Maroef Sjamsoeddin. Dimana, awalnya Menteri ESDM menyebut adanya tokoh berkuasa dan berpengaruh dan diikuti staf khusus Menteri ESDM Said Didu.

Setelah bergulir di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Jaksa Agung M Prasetyo yang juga kader Partai Nasdem turut ambil bagian dengan melakukan penyelidikan tokoh berkuasa dan berpengaruh dimaksud.

“Jangan-jangan ini adalah upaya sistematis dari pihak tertentu untuk mendemoralisasi citra parlemen dan ‘mengkriminalisasi’ beberapa pimpinan DPR yang kerap mengomentari kebijakan pemerintah,” demikian Adnan.

Artikel ini ditulis oleh: