Jakarta, Aktual.com – Koalisi sejumlah organisasi lingkungan terkemuka termasuk Greenpeace meminta bank-bank besar Singapura mengakhiri pembiayaan untuk pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang sangat berpolusi di Asia Tenggara.

Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara-Indonesia Hindun Mulaika menyatakan koalisi tersebut meliputi Greenpeace, Walhi, Friends of the Earth, Change (Vietnam), Market Forces, BankTrack dan GreenID, mengkritisi DBS yang secara diam-diam mengeluarkan sebuah kebijakan iklim baru pada 26 Januari 2018 yang sama sekali gagal menyingkirkan pembangkit listrik batubara Unlucky tujuh mana pun, yang direncanakan untuk pembiayaan di Indonesia dan Vietnam.

Sebanyak tujuh pembangkit listrik tenaga batubara yang diusulkan akan menghasilkan 1,5 miliar ton CO2 selama masa operasionalnya, setara dengan 30 tahun emisi tahunan Singapura.

Hindun mengatakan DBS telah mendanai beberapa kesepakatan energi paling kotor dan paling kontroversial di Indonesia, seperti pembangkit Paiton 3 dan Jawa Tengah (Batang), dan sedang melihat potensi transaksi yang lebih kotor di masa depan.

Ini, menurut dia, adalah bencana bagi iklim dan polusi, juga bagi reputasi DBS. Agar DBS dapat hidup sesuai dengan retorikanya sebagai bank yang berkomitmen pada masa depan yang sehat di wilayah Indonesia, maka mereka harus menghentikan pendanaan batubaranya dan beralih pada investasi di energi bersih.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid