Direktur Eksekutif CHANGE Vietnam Hong Hoang mengatakan DBS tampaknya berpikir orang Eropa pantas mendapatkan udara dan energi yang bersih, sementara orang-orang di Vietnam dan Indonesia mendapatkan teknologi bahan bakar fosil yang ketinggalan zaman dan polusi. Standar ganda ini merupakan penghinaan yang menginginkan kesempatan untuk berkembang dengan bersih dan memotong blunder energi kotor dunia Barat.
“Vietnam memiliki beberapa potensi terbesar di planet ini untuk energi terbarukan. Inilah masa depan kita, bukan energi pencemaran yang tua, yang ditolak oleh belahan dunia lainnya,” ujar Hindun.
Direktur Eksekutif Market Forces Julien Vincent mengatakan pembiayaan DBS kepada pabrik batubara berisiko menciptakan hinaan bagi Pemerintah Singapura yang baru-baru ini mengumumkan 2018 sebagai Tahun Aksi Iklim.
“Fakta bahwa DBS sedang mempersiapkan pembiayaan sebuah pembangkit listrik tenaga batubara baru di Vietnam, PLTU batubara Nghi Son 2, hanya beberapa minggu setelah melepaskan kebijakan ini, menunjukkan betapa tidak efektifnya itu kebijakan tersebut,” lanjutnya.[ant]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid