Seluruh kegiatan GRM dan PGC, kata Ali, merupakan pertemuan yang sah dan damai untuk membongkar kejahatan IMF-Bank Dunia terhadap miliaran rakyat seluruh dunia, khususnya rakyat Indonesia dan Bali. Terlebih itu sangat memengaruhi kehidupan miliaran masyarakat di seluruh dunia.

“Pertemuan ini diselenggarakan untuk menawarkan dunia alternatif yang bebas dari intervensi dan dominasi imperialisme. PGC sama sekali bukanlah ancaman bagi keamanan Indonesia, terutama masyarakat Bali. Tetapi tentu saja PGC adalah ancaman terhadap kebohongan IMF-Bank Dunia,” demikian Ali.

Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia diselenggarakan sejak 8 hingga 14 Oktober 2018 di Bali. Pertemuan ini banyak mendapat kecaman karena dinilai sama sekali tidak bermanfaat dan juga dinilai sebagai pemborosan di tengah bencana yang bertubi-tubi menghantam Nusantara.

Namun, pemerintah berkeras menggelar pertemuan tahunan kedua lembaga ini. Dan untuk itu negara menggelontorkan dana lebih dari Rp 800 miliar untuk menggelar pertemuan itu. Seperti yang diduga, hasil akhir dari pertemuan itu adalah pemberian utang baru bagi pemerintah Indonesia senilai Rp 200 triliun untuk mendanai berbagai proyek yang antara lain infrastruktur dan pariwisata.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby