Jakarta, Aktual.co — Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, peringatan tsunami Aceh yang terjadi 2004 dilakukan bukan mengungit tragedi masa lalu, tapi memberi pelajaran bahwa masyarakat perlu hati-hati terhadap bencana.
“Di lapangan ini, 10 tahun lalu banyak masyarakat yang bergelimpangan tapi saya harap kita tak terlaru berlarut dalam kesedihan,” kata Zaini di Aceh, Jumat (26/12).
Dia pun memberikan apresiasi kepada semua pihak yang secara bahu membahu melakukan pembangunan dan menciptakan keharmonisan.
“Agar kita sadar bahwa Aceh merupakan wilayah rawan bencana, apalagi tsunami saat itu bukan pertama mengingat sebelumnya 1907 juga pernah terjadi.”
Gubernur mengingatkan bahwa Aceh bukan saja rawan tsunami tapi juga rawan banjir dan tanah longsor.
Dia juga mengaku berterimakasih kepada seluruh dunia, karena telah memberikan dukungan. Bentuk dukungan dari negara-negara donor, lanjut Zaini, sudah memberi rasa optimisme dan semangat bagi masyarakat Aceh, sehingga masyarakat kini sudah bangkit kembali meski tak bisa melupakan tragedi yang sudah menghancurkan kehidupan masyarakat. 
“Peringatan ini juga bukan bertujuan membuka duka dan luka, tapi menjadikan releksi bagi kita semua akan makna kebersamaan, persahabatan dan kekompakan yang menjadi sebuah kekuatan besar bagi masyarakat.”
Dalam kesempatan ini, pemerintah Aceh turut menyerahkan penghargaan Meukuta Alam, kepada 35 negara donor yang ikut membantu Aceh bangkit dari keterpurukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu